Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berwisata Religi di Kampung Arab Pekojan

Kompas.com - 03/03/2017, 09:20 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

Jembatan Kambing

Apa Anda merasa bingung tentang penamaan dari jembatan ini? Ternyata memang ada sejarahnya kenapa jembatan ini bernama Jembatan Kambing. Kambing merupakan daging hewan yang paling disukai warga Arab di sini.

“Daging kambing adalah makanan favorit orang Arab. Jadi, setiap harinya kami harus menyantap daging kambing. Kalau sehari saja kami tidak makan daging kambing, kepala ini serasa pusing,” kata Fahmi dibarengi dengan gelak tawanya.

Fahmi bercerita bahwa dulu jembatan itu sering dilewati kambing untuk menuju penjagalan atau pada saat kurban.

Di sebelah dari jembatan ini pula masih banyak penjual daging kambing. Jadi jembatan ini sangat bersejarah bagi warga Pekojan khususnya keturunan Arab.

Bagi Anda yang berwisata ke Pekojan, sempatkanlah untuk sekadar melewati jembatan ini dan nikmatilah pemandangan Sungai Angke yang dulunya menjadi jalur transportasi penting bagi warga sekitar.

Sebagai informasi, letak Jembatan Kambing ini persis di depan pintu masuk sebelah selatan Masjid An Nawier.

Masjid Langgar Tinggi

Dari Masjid An Nawier dan Jembatan Kambing, jika Anda berjalan sedikit ke arah timur melewati Jalan Raya Pekojan, Anda akan menemui satu masjid yang juga menjadi bangunan bersejarah.

Masjid ini bernama Langgar Tinggi. Penamaan Langgar Tinggi diambil dari kata Langgar yang juga berarti mushalah dan Tinggi untuk menandakan bahwa masjid ini berada di lantai kedua sebuah bangunan.

Masjid ini dibangun pada tahun 1829 dan mayoritas bangunannya berbahan kayu. Masjid ini berada di bangunan berlantai dua.

Lantai satu yang sejajar dengan jalan merupakan deretan toko minyak wangi serta tempat wudhu, sedangkan lantai duanya merupakan bangunan utama masjid.

KOMPAS.COM/Alek Kurniawan Masjid Langgar Tinggi tampak luar dari Jalan Raya Pekojan.
Saat KompasTravel mengunjungi masjid ini, kami disambut ramah oleh penjaga masjid, Bu Aam. Bu Aam beserta suaminya merupakan keturunan penjaga masjid di Langgar Tinggi.

“Saya dan suami bergantian membersihkan masjid ini. Kakek nenek saya juga dulunya penjaga masjid ini, jadi saya meneruskan tugas mulia ini,“ ujar Aam.

Setelah berkunjung ke Langgar Tinggi, KompasTravel juga menyempatkan diri masuk ke toko minyak wangi yang berada tepat di bawahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com