Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaviar, Makanan Raja Salman Seharga Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 04/03/2017, 17:05 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaviar adalah telur ikan sturgeon (Acipenser fulvescens) yang telah diproses dan digarami. Kaviar menjadi salah satu hidangan pembuka yang disajikan untuk Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, dan rombongannya selama berada di pesawat. Ternyata, bahan baku kaviar mencapai puluhan juta rupiah. 

Executive Sous Chef Restoran Amuz Gourmet, Abu Halim mengatakan bahwa harga kaviar yang mahal itu dipengaruhi oleh ketersediaan. Menurutnya, semakin langka jenis kaviar, akan semakin mahal harganya.

"Sturgeon itu langka. Sampai saat ini, (negara) yang ada pengembangbiakan sturgeon itu di China. Rate yang paling tinggi itu kaviar beluga, yang paling bagus itu," jelas Abu saat dihubungi KompasTravel, Jumat (3/3/2017).

BACA: Kaviar, Makanan Mewah untuk Raja Salman Selama di Pesawat

Menurutnya, kaviar yang berkualitas bagus dan berharga mahal adalah yang ditangkap secara liar. Kaviar beluga sendiri dijual dengan harga mencapai Rp 35 juta untuk berat 250 gram.

"Yang grade bagus itu ikan sturgeon yang hidup di laut dalam. Yang hidup liar itu lebih bagus. Kalau yang diternakkan itu kualitasnya kurang," ujar Abu.

Menurutnya, kaviar seperti beluga hanya bisa dibeli lewat pesanan khusus. Harganya pun lebih mahal.

THINKSTOCK Ilustrasi kaviar.

Head Chef Cassis Kitchen, Christoper Herlambang mengatakan bahwa kaviar adalah hidangan yang terbilang eksklusif. Menurutnya, beberapa jenis kaviar terkenal memiliki harga yang mahal.

"Kaviar itu biasanya yang makan itu kelas menengah ke atas dan ke atas banget. Saya tidak bilang orang kelas bawah tidak bisa makan. Biasanya kaviar dimakan kalau ada yang ulang tahun. Selebrasi yang mewah. Kalau makan hari per hari itu jarang," kata Christopher saat dihubungi KompasTravel, Jumat (3/3/2017).

Kaviar sendiri dihasilkan dari ikan yang ditangkap di daerah Laut Kaspia. Negara-negara seperti Perancis, Azerbaijan, Kazakstan, Italia, Rusia, Iran menurut Christopher adalah negara penghasil kaviar.

"Anggapan mewah itu bisa dibilang iya, karena mendapatkan kaviar itu susah. Ikannya itu dijaga. Ada waktu tertentu yang bisa diambil kaviarnya," jelasnya.

BACA: Serba Mewah, Jamuan Oscars Pakai 10 Kg Kaviar Hingga 5.000 Telur Ayam

Untuk rasa dari kaviar cenderung amis dan asin. Kaviar sendiri disajikan mentah atau masih berbentuk telur.

"Rasa gurih terasa itu dari asinnya. Makannya kaviar itu fresh (tak dimasak)," tambahnya.

Kaviar sendiri berukuran kecil dan tak sebesar kelereng. Biasanya kaviar dikemas dengan kaleng kecil.

Anak perusahaan Garuda Indonesia, Aerofood ACS menyiapkan sejumlah makanan khas Timur Tengah selama penerbangan Very Very Important Person (VVIP) Raja Salman dan rombongan selama berkunjung di Indonesia.

Makanan yang disiapkan adalah hummuscanapé, caviar, berbagai roti pilihan, nasi basmati; aneka daging seperti daging sapi, daging kalkun, daging kambing, juga daging ayam; dan aneka seafood salah satunya lobster.

********

KompasTravel menghimpun 48 destinasi di seluruh Indonesia yang cocok dengan preferensi traveling Anda, mulai dari indahnya wilayah barat Indonesia yakni Provinsi Aceh, hingga eksotisme kawasan timur Nusantara yakni Raja Ampat dan Papua.
 
Inilah Visual Interaktif Kompas (VIK) VAKANSI Indonesia: http://vik.kompas.com/vakansi/

Dalam VIK VAKANSI IndonesiaKompasTravel juga menyediakan semua informasi yang Anda butuhkan. Mulai dari how to get there, where to stay, what to do, what to eat, dan what to buy. Opsi transportasi dan akomodasi hadir dalam dua jenis, yakni koper dan ransel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com