Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopeng Kini Terus Berbenah

Kompas.com - 13/03/2017, 08:57 WIB

TERLETAK di lereng Gunung Merbabu, Andong, dan Telomoyo, Kopeng menyimpan banyak potensi alam dan budaya. Sejak masa kolonial Belanda, daerah dengan suhu udara yang dingin ini telah menjadi tempat tetirah.

Setelah sempat meredup, Kopeng, perlahan, tetapi pasti, kembali bergairah untuk meraih masa depannya.

Dusun Tanon di Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, dulu hanya kampung kecil sunyi.

Kendati terpaut hanya 3 kilometer dari deretan vila dan tempat rekreasi Kopeng, penduduk Tanon tidak pernah menikmati remah-remah rezeki geliat pariwisata.

Namun, justru saat pijar pariwisata Kopeng memudar pada medio 2000-an, dusun ini menggeliat menjadi desa wisata melalui daya tarik tari-tarian rakyat.

Kepala Desa Ngrawan, Lungguh Wahono (50), Rabu (1/3/2017), mengatakan, dusun di kaki Gunung Telomoyo itu kian kondang setelah tangan dingin Trisno, pemuda setempat, merintis sekaligus mempromosikan Desa Wisata Menari sejak tahun 2007.

”Tidak hanya wisatawan lokal, banyak turis asing berkunjung ke Tanon. Berbagai paket kunjungan wisata disediakan, mulai dari pergelaran seni, outbound ndeso, hingga dolanan tradisional,” ujar Lungguh.

Berkat pengembangan Dusun Tanon sebagai destinasi wisata tari, hingga tahun 2016 warga desa ini mampu meraup penghasilan Rp 250 juta per tahun. Jumlah pengunjung dari berbagai kota mencapai rata-rata 3.000 wisatawan per tahun.

Sebagian pendapatan diinvestasikan untuk membeli berbagai peralatan penunjang wisata, seperti flying fox, dan pembangunan fasilitas umum, seperti empat toilet umum, sanggar tari, perluasan lahan, dan betonisasi jalan akses menuju Dusun Tanon.

”Sebagian dari penghasilan wisata juga untuk pengembangan budidaya sayuran serta peternakan sapi dan kambing. Mereka bisa panen cabai, wortel, kentang, kol serta aneka rupa ubi-ubian. Sebagian dari panen warga dijual kepada wisatawan yang berkunjung,” tutur Lungguh.

Trisno (35) mengatakan, sejak ratusan tahun silam, telah berkembang banyak seni tari keprajuritan di Tanon. Dia hanya menghidupkan dan mengemasnya menjadi daya tarik wisata yang mengangkat derajat warga.

Desa vokasi

Kepala Desa Kopeng Rebo Sarwoto menuturkan, dari berbagai catatan di pemerintah desa, wisata tetirah di Kopeng berawal dari kedatangan seorang Belanda bernama Booh Ma De Boor yang mendirikan tempat peristirahatan NV Huize Dennen Bosch pada 1922.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com