Saat itu, Belanda sering menimbun kota untuk mempermudah akses logistik. Salah satu kawasan yang ditimbun adalah kawasan Jenderal Sudirman. Kawasan itu tadinya rawa di tepi Sungai Musi.
”Mulanya, warga tinggal di rumah panggung dari kayu. Setelah penimbunan, muncul bangunan batu,” ujar Iwan.
Sekretaris Daerah Kota Palembang Harobin Mustofa mengatakan, sampai saat ini ada sekitar 300 ruko yang ditata dan dipercantik dengan beragam warna di kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan Kawasan Pasar 16 Ilir, Palembang.
Hanya tinggal 20 ruko yang belum dibenahi lantaran pemiliknya di luar kota Palembang.
Untuk mempercantik kawasan kota tua itu, Pemerintah Kota Palembang menggandeng Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional untuk memperbaiki trotoar.
Selain dilapisi keramik, trotoar juga dipercantik dengan tempat duduk hingga di kawasan Bundaran Air Mancur. Lampu hias juga akan dipasang di sepanjang trotoar.
Adapun untuk pengecatan dan pemasangan lampu, pemkot melibatkan masyarakat dan pihak ketiga. ”Pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri karena APBD Kota Palembang tidak mencukupi,” ujarnya. Ke depan, kata Harobin, kawasan ini juga akan dijadikan pusat kuliner.
Penataan di beberapa titik jalan kini juga masih tertunda karena adanya pekerjaan konstruksi kereta api ringan (light rail transit/LRT) yang dibangun di median Jalan Jenderal Sudirman. ”Setelah proyek itu selesai, pembenahan optimal akan kami lakukan,” kata Harobin.
Menurut rencana, seluruh program penataan kota Palembang akan selesai sebelum Asian Games 2018.
Selain mempercantik kota, Wali Kota Palembang Harnojoyo juga merevitalisasi sungai. Tidak hanya menurunkan aparat pemda, revitalisasi sungai juga melibatkan masyarakat sekitar.
”Kalau kota bersih dan bebas banjir, banyak wisatawan yang akan datang,” ujar Harnojoyo.
Namun, budayawan Sumatera Selatan, Yudhi Syarofi, mengatakan, seharusnya pemerintah tidak melakukan penataan dan pengecatan sembarangan karena dikhawatirkan merusak bangunan-bangunan tua bersejarah itu.
Sebelumnya, saat menata Kampung Al Munawar, Pemerintah Kota Palembang melakukan kajian sehingga cat yang digunakan tidak merusak dan warnanya serupa dengan bangunan-bangunan yang asli. (RHAMA PURNA JATI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Maret 2017, di halaman 10 dengan judul "Kota Tua Palembang Kini Berwarna".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.