Di sini kami sempat memakai cincin-cincin besar di leher yang disediakan oleh para wanita Karen. Beratnya seakan memakai kalung rantai besi membuat saya sulit menggerakkan leher ke kiri dan ke kanan, apalagi menunduk.
Kami berdua terlihat angkuh dengan dagu terangkat layaknya model saat melintasi catwalk.
Melintasi Su Tong Pae Bamboo Bridge
Di situs ketiga kami berjalan di atas sebuah jembatan bambu sepanjang 500 meter dikitari sawah di desa Ban Kung Mai Sak. Konstruksi jembatan bambu Su Tong Pae ini sangat sederhana namun indah dengan sawah padi hijau di sekelilingnya.
Pemilik sawah menghibahkan tanah mereka dan membangun jembatan tersebut bersama penduduk desa sebagai jalan setapak sehari-hari.
Jembatan yang digunakan oleh penduduk desa ini menghubungkan Mae Sa Nga River dengan kuil di salah satu ujungnya.
Nama jembatan Su Tong Pae diterjemahkan oleh para biksu sebagai "doa sukses" yang menjadi sumber kebanggaan masyarakat setempat.
Menyuapi Domba di Pang Tong Palace
Pang Tong Palace dulunya adalah kediaman Ratu sekaligus menjadi proyek keluarga kerajaan. Selain bersawah, petani di Mae Hong Son juga membudayakan ternak seperti babi, ayam dan domba.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan