Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Estafet Gunungan Perlambang Perjalanan Ritual "Bumi Serasi"...

Kompas.com - 15/03/2017, 07:20 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

"Jadi nantinya dua gunungan akan bergerak terpisah melalui seluruh wilayah dan masing-masing melewati jalur Selatan dan Barat untuk kemudian bersatu di pusat pemerintahan," kata Ndower.

Pusat Pemerintahan

Sementara itu Camat Kaliwungu Otter Sukamto menjelaskan Dusun Karang Kepoh Desa Pager dipilih karena menjadi salah satu saksi sejarah perjalanan Pemerintahan Kabupaten Semarang.

Menurut Otter, pada tahun 1947 hinga 1950 Desa Pager merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Semarang sementara saat terjadi Agresi Militer Belanda II.

"Di sini ada rumah warga yang dulu pernah digunakan untuk pusat pemerintahan sementara. Bagaimanapun ini menjadi bagian sejarah yang harus tetap diingat," kata Otter.

Pada saat menjadi pusat pemerintahan sementara inilah, rumah warga bernama Siswo Sumarto menjadi kantor Bupati Semarang. Sedangkan rumah-rumah warga lainnya di sekitar rumah Siswo Sumarto dipakai untuk kantor dinas.

Selain itu, jauh sebelum masa Agresi Militer Belanda II, desa ini juga pernah disinggahi oleh Pangeran Puger atau Sri Susuhunan Paku Buwono I. Saat itu Raja Kasunanan Kartasura yang tengah melawan VOC (Belanda) ini hendak ke Grobogan.

Pangeran Puger dan pasukannya sempat ditempatkan di grobog atau tempat penyimpanan gabah kering untuk menghindari kejaran pasukan Belanda.

Nama Pangeran Puger ini yang membuat desa paling selatan Kabupaten Semarang akhirnya dinamai Desa Pager.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com