Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirab Budaya di Semarang Hadirkan Kesenian Tradisional dan Kontemporer

Kompas.com - 16/03/2017, 09:46 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Puncak peringatan HUT ke-496 Kabupaten Semarang ditandai dengan Kirab Budaya yang menampilkan aneka kesenian dari 19 kecamatan, Rabu (15/3/2017) siang.

Warga yang memadati area tribun kehormatan di depan rumah dinas Bupati Semarang di Jalan Ahmad Yani Ungaran juga memperebutkan gunungan hasil bumi yang sebelumnya dikirab secara estafet sejauh 108 kilometer.

Kirab ini diawali dengan pasukan pembawa bendera Merah Putih dari Alun-alun Bung Karno, Kalirejo. Kemudian menyusuri Jalan MT Hariyono, dilanjutkan ke Jalan Ahmad Yani.

Ribuan peserta kirab mewakili 19 kecamatan menempuh rute sepanjang tiga kilometer hingga berakhir di depan rumah dinas Bupati Semarang.

(BACA: Estafet Gunungan Perlambang Perjalanan Ritual Bumi Serasi...)

Aneka kesenian, baik yang tradisional maupun kontemporer ditampilkan dalam kirab budaya ini. Ada tarian Rodat atau tari Kuntulan yang dulu tumbuh subur di banyak desa di wilayah selatan Kabupaten Semarang, tapi sekarang jarang ditemui.

Selain Rodat, juga ada tarian prajuritan, Reog Jaran Blarak hingga kesenian kontemporer yang sedang ngetren di Kabupaten Semarang, drumblek. Drumblek adalah musikalisasi dari barang-barang seperti kentongan bambu, galon, gentong plastik dan sejenisnya sebagai perkusi.

Drumblek dimainkan secara berkelompok ala drumband lengkap dengan sang mayoret. "Ke depan mungkin akan kita jadikan salah satu (agenda) wisata di Kabupaten Semarang," ungkap Ketua Pelaksana Kirab Budaya, Dewi Pramuningsih.

KOMPAS.COM/SYAHRUL MUNIR Atraksi drumblek tampil dalam Kirab Budaya dalam rangka HUT ke-496 Kabupaten Semarang, Rabu (15/3/2017) siang.
Dewi yang juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang mengatakan, kirab budaya ini diikuti sekitar 70 kelompok yang berasal dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan kelompok-kelompok kesenian di Kabuaten Semarang.

Ia berharap, melalui kegiatan ini potensi seni budaya yang ada di masyarakat akan terus tergali sehingga menjadi bagian dari pelestarian seni budaya itu sendiri.

Sebab jika melihat peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Semarang, menurut Dewi, banyak sekali kesenian yang pernah dan masih eksis keberadaannya di tengah masyarakat.

"Jumlah kesenian di Kabupaten Semarang sangat banyak, sehingga bisa tereksplor yang selama ini terpendam bisa ditampilkan. Sehingga orang tahu ternyata di Kabupaten Semarang banyak ragam budaya yang ada," katanya.

Di antara penampil dalam kirab budaya ini, yang paling dinantikan adalah gunungan hasil bumi yang sebelumnya dikirab secara estafet menempuh jarak sejauh 108 kilometer. Yakni gunungan lanang dan gunungan wedok yang diarak dari Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu sejak Senin kemarin.

Salah satu warga yang ikut berebut gunungan adalah Sutarno, warga Pringapus. Sutarno yang berhasil merebut buah pisang dan tomat ini berharap ke depan masyarakat Kabupaten Semarang ini semakin makmur dan sejahtera.

"Ini pisang sama tomat, bisa untuk anak saya atau sambel nanti. Kalau menurut saya untuk hasil bumi, masyarakat sini biar sehat sejahtera. Biar tiap tahun Kabupaten Semarang biar makmur, sejahtera, banyak rezeki," kata Sutarno.

Rangkaian puncak HUT ke-496 Kabupaten Semarang, Rabu (15/3/2017) di awali dengan Apel Akbar dan pertunjukan tarian kolosal Baruklinting di Alun-alun Bung Karno.

KOMPAS.COM/SYAHRUL MUNIR Atraksi tarian Rodat atau Kuntulan tampil dalam Kirab Budaya dalam rangka HUT ke-496 Kabupaten Semarang, Rabu (15/3/2017) siang.
Selain itu juga digelar Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Kabupaten Semarang dan jamasan pusaka di pendopo rumah dinas bupati semarang.

Wilujengan

Bupati Semarang, Wakil Bupati Semarang, Forkompinda serta para pimpinan perangkat daerah, Selasa (14/3/2017) malam menggelar acara wilujengan peringatan HUT ke-496 Kabupaten Semarang di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran.

Pada kesempatan itu, para pemuka dari lima agama memanjatkan doa secara bergiliran untuk keselamatan dan kesejahteraan Kabupaten Semarang. Kemudian dirangkai dengan potong tumpeng. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com