Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santap Malam di Bekas Gudang Rempah Batavia

Kompas.com - 19/03/2017, 12:05 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alunan lagu dengan lirik berbahasa Belanda yang dinamis memenuhi ruang bekas gudang rempah-rempah yang kini menjadi Museum Bahari, Jakarta. Lagu berjudul Geef Mij Maar Nasi Goreng karya Louisa Johanna Theodora "Wieteke" van Dort seakan menyihir ruang makan menjadi lebih hidup.

"Jadi kayak noni-noni Belanda yang makan malam," kata seorang anggota Komunitas Jelajah Budaya yang hadir.

BACA: Kapan Museum Kerajaan Samudera Pasai Bisa Dikunjungi Wisatawan?

Makan malam pada Sabtu (18/3/2017) tersebut memang istimewa, bukan hanya suasana melainkan juga ruang dan cara makan Komunitas Jelajah Budaya yang tak biasa. Peserta makan malam di Museum Bahari Jakarta, yang merupakan bekas gudang rempah-rempah Batavia dengan cara makan rijsttafel.

"Sebelumnya kami pernah mengadakan rijsttafel di Museum Bank Mandiri. Sekarang kami berganti suasana ke Museum Bahari," kata pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan.

Museum Bahari Jakarta.Kompas.com/Silvita Agmasari Museum Bahari Jakarta.

Ia menjelaskan kepada para peserta yang hadir, bahwa makan malam ala rijsttafel adalah cara makan ala Belanda yang terinspirasi dari cara makan keraton di Jawa.

"Pada abad ke-18 rijsttafel ini untuk makan siang, kemudian pada abad ke-20 berubah untuk makan malam," kata Kartum.

Tak lama ia menjelaskan, datanglah tujuh orang yang masing-masing berseragam beskap warna putih dan membawa piring berisi nasi serta lauk pauk. Mereka memutari meja para peserta dan berhenti agar peserta dapat mengambil lauk yang diinginkan.

"Rijsttafel biasanya sampai ada 20 orang yang menyajikan. Ini hanya tujuh, harap maklum," kata Kartum.

BACA: Hangatnya Racikan Kopi Berpadu Rempah

Hidangan rijsttafel sendiri sebenarnya tak ada yang istimewa. Isi dari nampan-nampan tersebut adalah hidangan sehari-hari seperti ayam goreng, perkedel, sambal goreng ati, dan lalap. Namun kata Kartum, zaman penjajahan dulu makanan tersebut termasuk mewah dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan atas. Termasuk cara makan ala rijsttafel.

Santap malam ala rijsttafel di Museum Bahari, Jakarta.Kompas.com/Silvita Agmasari Santap malam ala rijsttafel di Museum Bahari, Jakarta.

Ruang bersantap malam adalah restoran di Museum Bahari yang dulu berfungsi sebagai gudang rempah-rempah. Dengan lampu kuning temaram, pilar kayu jati asli, serta meja makan ala Betawi, semakin menambah atmosfer kuno tempat ini.

BACA: Hanya Dua Hari, Koki dari Italia Hadirkan Kuliner Otentik di Jakarta

Di hari biasa, restoran di Museum Bahari tak buka sampai malam atau melayani hidangan ala rijsttafel. Sehingga makan malam ini bisa dibilang momen langka. Komunitas Jelajah Budaya sendiri terbilang rutin menyelenggarakan acara serupa, meski dengan tema berbeda.

Untuk ikut serta dalam tur jelajah bekas gudang rempah-rempah Kota Tua dan santap malam ala rijstaffel, para peserta dikenakan harga Rp 185.000. Sangat setimpal dengan pengalaman yang didapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
4 Cara Rawat Tenda Setelah Dipakai 'Camping' agar Tidak Cepat Rusak

4 Cara Rawat Tenda Setelah Dipakai "Camping" agar Tidak Cepat Rusak

Travel Tips
5 Tempat Wisata Pantai di Lamongan, Ada Pantai Tanjung Kodok

5 Tempat Wisata Pantai di Lamongan, Ada Pantai Tanjung Kodok

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com