Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Kisah Mitologi Dewa-Dewi Taoisme di Kelenteng Lasem

Kompas.com - 22/03/2017, 09:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

LASEM, KOMPAS.com - Dinding beberapa kelenteng tua di Lasem, Kabupaten Rembang, dipenuhi mural tentang kisah dewa-dewi Taoisme. Gambarnya bervariasi dan penuh misteri.

Ada gambar prajurit yang tengah berkuda sambil memegang tombak, ada juga gambar rumah-rumah bergaya China. Aksara Mandarin turut menghiasi setiap gambar yang berbentuk persegi.

BACA: Wisata Religi di Lasem, Ini Tiga Kelenteng Tua yang Bisa Dikunjungi

Beberapa panel mural masih memerlihatkan kualitas gambar yang tajam. Gambar pada beberapa panel lainnya sudah sedikit pudar.

Aneka gambar yang menyita pandangan itu langsung menyambut begitu saya masuk ke bagian dalam Kelenteng Cu Ang Kiong di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, siang itu. Sejenak saya menerka-nerka apa maksud dan kisah di balik gambar itu.

KOMPAS.com / Garry Andrew Lotulung Salah satu pengurus klenteng menunjukkan panel-panel mural Klenteng Cu Ang Kiong yang terletak di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2017). Mural monokrom hitam putih itu berasal dari 100 panel ‘komik’ Fengshen Yanyi dikenal juga dengan nama Fengshenbang atau Kisah Mitologi Dewa-Dewa Taois karya Xu Zhonglin. Fengshen Yanyi ditulis pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan diterbitkan pada tahun 1550.
Gambar-gambar itu terlihat di bagian kiri dan kanan ruang depan kelenteng. Dinding bergambar juga terlihat di dekat altar pemujaan Dewi Mak Co, Dewi Samudra yang menjadi dewa utama di Kelenteng Cu Ang Kiong.

Di dekat altar, panel-panel gambar itu menjulang hingga ke atap. Interior di dua kelenteng lainnya yaitu Poo An Bio dan Gie Yong Bio pun memiliki gambar serupa. 

BACA: Kurang dari Rp 600.000, Bisa Liburan ke Lasem Gaya Backpacker

Rasa ingin tahu pun meledak. Saya mencoba bertanya kepada salah satu sesepuh di Kelenteng Cu Ang Kiong, yaitu Opa Gandor. Kebetulan ia sedang berada di kelenteng saat saya berkunjung.

Ia menjelaskan bahwa gambar-gambar dinding di Kelenteng Cu Ang Kiong itu layaknya sinetron. Menurutnya, gambar-gambar itu mengisahkan kehidupan dewa.

"Tembok ini cerita tentang sinetron orang China. Kalau di sini itu seperti ketoprak, ludruk," jelas Opa Gandor.

KOMPAS.com / Garry Andrew Lotulung Panel-panel mural Klenteng Cu Ang Kiong yang terletak di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2017). Mural monokrom hitam putih itu berasal dari 100 panel ‘komik’ Fengshen Yanyi dikenal juga dengan nama Fengshenbang atau Kisah Mitologi Dewa-Dewa Taois karya Xu Zhonglin. Fengshen Yanyi ditulis pada masa Dinasti Ming (1368-1644) dan diterbitkan pada tahun 1550.

Rangkaian aksara Mandarin di dinding kelenteng juga membawa tanda tanya. Opa Gandor bahkan tak bisa membaca aksara-aksara itu.

"Tulisan China ini dari 53 pengurus tak ada yang bisa baca. Karena mungkin tak biasa digunakan itu lama-lama lupa. Orang dari Tiongkok ke sini juga gak bisa baca," jelas Opa Gandor.

BACA: Liburan ke Lasem? Ini Panduan Transportasinya...

Sekilas seperti tanpa maksud gambar-gambar itu terpatri pada dinding kelenteng. Opa Gandor sendiri menyebutkan alasan yang terkesan sepele.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com