LASEM, KOMPAS.com - Dinding beberapa kelenteng tua di Lasem, Kabupaten Rembang, dipenuhi mural tentang kisah dewa-dewi Taoisme. Gambarnya bervariasi dan penuh misteri.
Ada gambar prajurit yang tengah berkuda sambil memegang tombak, ada juga gambar rumah-rumah bergaya China. Aksara Mandarin turut menghiasi setiap gambar yang berbentuk persegi.
BACA: Wisata Religi di Lasem, Ini Tiga Kelenteng Tua yang Bisa Dikunjungi
Beberapa panel mural masih memerlihatkan kualitas gambar yang tajam. Gambar pada beberapa panel lainnya sudah sedikit pudar.
Aneka gambar yang menyita pandangan itu langsung menyambut begitu saya masuk ke bagian dalam Kelenteng Cu Ang Kiong di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, siang itu. Sejenak saya menerka-nerka apa maksud dan kisah di balik gambar itu.
Di dekat altar, panel-panel gambar itu menjulang hingga ke atap. Interior di dua kelenteng lainnya yaitu Poo An Bio dan Gie Yong Bio pun memiliki gambar serupa.
BACA: Kurang dari Rp 600.000, Bisa Liburan ke Lasem Gaya Backpacker
Rasa ingin tahu pun meledak. Saya mencoba bertanya kepada salah satu sesepuh di Kelenteng Cu Ang Kiong, yaitu Opa Gandor. Kebetulan ia sedang berada di kelenteng saat saya berkunjung.
Ia menjelaskan bahwa gambar-gambar dinding di Kelenteng Cu Ang Kiong itu layaknya sinetron. Menurutnya, gambar-gambar itu mengisahkan kehidupan dewa.
"Tembok ini cerita tentang sinetron orang China. Kalau di sini itu seperti ketoprak, ludruk," jelas Opa Gandor.
Rangkaian aksara Mandarin di dinding kelenteng juga membawa tanda tanya. Opa Gandor bahkan tak bisa membaca aksara-aksara itu.
"Tulisan China ini dari 53 pengurus tak ada yang bisa baca. Karena mungkin tak biasa digunakan itu lama-lama lupa. Orang dari Tiongkok ke sini juga gak bisa baca," jelas Opa Gandor.
BACA: Liburan ke Lasem? Ini Panduan Transportasinya...
Sekilas seperti tanpa maksud gambar-gambar itu terpatri pada dinding kelenteng. Opa Gandor sendiri menyebutkan alasan yang terkesan sepele.