ALOR , KOMPAS.com - Rumah Marta Lothang (55) terletak tak jauh dari Pantai Mali, Alor, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya hanya sekitar 50 meter dari bibir pantai.
Abrasi laut yang semakin parah membuat Marta terdesak untuk membuat suatu kelompok yang dinamakan Kelompok Cinta Persahabatan. Bersama 11 orang lainnya, Marta giat menanam bakau (mangrove), membuat semai, dan dan melestarikannya.
"Bahaya, bisa 'lewat' kita kalau lagi tidur kena air laut (pasang)," kata Marta saat ditemui di acara Media Trip Alor bersama WWF Indonesia, Selasa (21/3/2017).
Marta pun menunjukkan jejak air laut pasang. Sebelum dibangun tembok pemecah ombak, jejak itu hanya tinggal 15 meter dari rumahnya.
BACA: Taman Wisata Bakau, Destinasi Wisata Baru di Gresik
Selain untuk keselamatan, Marta mengatakan penanaman bakau juga berguna bagi banyak hal lainnya. Seperti habitat bagi ikan, pemecah ombak untuk mengurangi abrasi laut, dan menjadi tambatan perahu nelayan.
Kelompok Cinta Persahabatan didirikan pada 27 Januari 2008. Awalnya Marta mengajak para tetangga yang rumahnya berdekatan dengannya. Mereka mulai menanam bakau dengan biaya sendiri.
Dua tahun berjalan, sebuah organisasi masuk untuk memberi pemahaman tentang bakau kepada Kelompok Cinta Persahabatan. Mulai 2012, WWF Indonesia mendampingi Marta hingga sekarang.
Membuat bedeng bakau, membuat petak-petak untuk menyemai bakau, merawat semai, dan menanam kembali bakau adalah kegiatan dari Kelompok Cinta Persahabatan.
"Tahun 2015 kami sudah menghasilkan 15.000 semai. Penanaman dilakukan di lahan dua hektar," kata Marta.
BACA: Menyusuri Hutan Bakau dan Nikmatnya Mi Kepiting Langsa
Usaha Marta dan Kelompok Cinta Persahabatan berbuah manis. Imbas yang paling ia rasakan adalah hutan bakau kini menjadi habitat ikan tembang, ikan berukuran kecil yang dapat dikonsumsi dan dijual. Selain itu Marta juga berhasil menyebarkan kesadaran masyarakat lain akan pentingnya pelestarian bakau.
Kelompok masyarakat lain yang satu visi dengan Kelompok Cinta Persahabatan bernama Kelompok Jikan Wari yang beranggotakan 16 orang. Marta juga aktif memberi pelatihan menanam bakau di sekolah dan instansi pemerintahan.
Tahun 2014, atas usahanya, Marta mendapat penghargaan dari Coral Triangle Initiative sebagai perempuan dengan kepemimpinan melindungi, konservasi, dan melestarikan sumber laut di daerah segitiga karang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.