Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2017, 09:01 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

ALOR, KOMPAS.com -  Tradisi Hading Mulung telah lama hilang di kalangan masyarakat Baranusa, Alor, Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini berupa larangan menangkap ikan dan satwa laut lainnya di kawasan dan pada periode tertentu.

Padahal tradisi yang telah ada sejak ratusan tahun lalu itu adalah bentuk kearifan lokal yang mampu menjaga kelestarian alam bawah laut dari eksplotasi berlebihan. Setelah 20 tahun hilang, kini Hading Mulung berusaha dimunculkan kembali.

"Hading mulung berati tancap tanda larangan dalam periode tertentu lalu dibuka, di luar daerah itu masyarakat dimungkinkan untuk mencari ikan. Kegiatan itu sejak dulu telah dirintis oleh leluhur nenek moyang dari dulu," kata Raja Baranusa ke-16, Mangkup Radja Baso saat ditemui di Media Trip Alor bersama WWF Indonesia, Selasa (21/3/2017). 

WWF Indonesia mengandeng Mangkup Radja Baso untuk menghadirkan kembali tradisi Hading Mulung yang telah lama hilang. Menurut Radja, keadaan laut Baranusa yang memprihatinkan mendorong kembalinya tradisi Hading Mulung. 

"Generasi sekarang tidak mengetahui adanya Hading Mulung, mungkin karena desakan ekonomi masyarakat orang-orang lebih mementingkan diri sendiri. Jadi mengelola hasil itu tanpa pikir orang lain lagi, dengan cara yang tidak wajar,"  tambah dia.

Metode penangkapan yang merusak lingkungan seperti penggunaan bom dan potasium disebut Radja kerap digunakan untuk mencari hasil laut di daerah Baranusa.

Bukan hal mudah menghadirkan kembali tradisi Hading Mulung. Radja dan WWF Indonesia sempat mendapat penolakan dari masyarakat Baranusa. Namun dengan pendekatan kepada masyarakat lewat sosialisasi, akhirnya Hading Mulung dapat dilaksanakan kembali.

Kompas.com/Silvita Agmasari Mangkup Radja Baso menjelaskan daerah yang dilakukan tradisi Hading Mulung di NTT, Alor.

Setelah 20 tahun tak dilakukan, Hading Mulung akhirnya dilangsungkan pada tanggal 30 Oktober 2016 lalu.

Kembalinya tradisi Hading Mulung ditandai dengan menggelar prosesi adat berupa pemanjatan doa. Darah kambing kemudian dituangkan ke daerah larangan sebagai bagian dari prosesi itu. 

Satu tahun berselang, tepatnya tanggal 30 Oktober 2017, Hoba Mulung atau pembukaan daerah larangan akan dilaksanakan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Antre 7 Jam Demi Tiket Kereta Murah di KAI Expo, Ada yang Menyerah

Antre 7 Jam Demi Tiket Kereta Murah di KAI Expo, Ada yang Menyerah

Travel Update
Pembelian Tiket KAI Expo 2023 Ditutup Sementara Akibat Padatnya Pengunjung

Pembelian Tiket KAI Expo 2023 Ditutup Sementara Akibat Padatnya Pengunjung

Travel Update
7 Tempat Wisata di Lembah Harau, Ada Air Terjun dan Tebing

7 Tempat Wisata di Lembah Harau, Ada Air Terjun dan Tebing

Jalan Jalan
Wisatawan Domestik Dominasi Kunjungan ke Labuan Bajo NTT

Wisatawan Domestik Dominasi Kunjungan ke Labuan Bajo NTT

Travel Update
188.280 Wisatawan Kunjungi Taman Nasional Komodo hingga Agustus 2023

188.280 Wisatawan Kunjungi Taman Nasional Komodo hingga Agustus 2023

Travel Update
Peringatan HUT Ke-78 Sumatera Barat Akan Tampilkan Pagelaran Seni dan Budaya

Peringatan HUT Ke-78 Sumatera Barat Akan Tampilkan Pagelaran Seni dan Budaya

Travel Update
Amsterdam Akan Naikkan Pajak Turis hingga 12,5 Persen

Amsterdam Akan Naikkan Pajak Turis hingga 12,5 Persen

Travel Update
Kapal KM Kelud di Batam Beroperasi Lagi, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Kapal KM Kelud di Batam Beroperasi Lagi, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Travel Update
Lebih dari 6 Juta Wisatawan Kunjungi Sumatera Barat hingga Juli 2023

Lebih dari 6 Juta Wisatawan Kunjungi Sumatera Barat hingga Juli 2023

Travel Update
Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com