Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dusun Sembagik, Banyak "Tidak Boleh"-nya

Kompas.com - 29/03/2017, 08:40 WIB

"Sepeda motor dan sepeda stop di sini,” kata Sukati, Ketua Kelompok Sadar Wisata Dusun Sembagik, Desa Sukadana, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (12/3/2017) siang, saat grup wisatawan memasuki batas area hunian kompleks rumah tradisional suku Sasak, Lombok, itu.

”Mau diparkir berhari-hari, sepeda motor dijamin aman,” ujarnya.

Pemalik, ye unin dengan toak (tabu, itu katanya orang tua),” kata Sukati saat ditanya alasan roda dua diharamkan masuk kompleks permukiman.

Itu ajaran leluhur. Generasi berikutnya hanya mematuhi aturan. Para tamu pun berjalan kaki sekitar 20 meter dari batas kampung yang ditandai potongan kayu ditanam melintang di jalan tanah.

Bersiaplah mendengar banyak kata ”tidak boleh” apabila ke kampung ini.

”Di sini listrik tidak boleh masuk, hanya pakai dila jojor (penerangan tradisional berbahan bakar buah jarak yang ditumbuk dan bersumbu kapas) di malam hari,” katanya.

(BACA: Di Desa Adat Bayan Lombok, Tebang Pohon Didenda Kerbau)

Ia menambahkan, ”Televisi tidak boleh, yang boleh radio. Tidak boleh mengambil sesuatu di hutan, kayu tumbang pun harus dibiarkan membusuk di hutan.”

Begitulah tatanan sosial warga kampung yang setia menjalankan tradisi Wetu Telu, sinkretisme Islam, Hindu, dan ajaran nenek moyang yang kini pusatnya di Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Mereka terkesan ”menjauhi” dunia modern sekaligus taat menjalankan tradisi leluhur, seperti menjaga kelestarian hutan adat.

Tradisi

Wetu Telu, yang berakar dari kata wet yang artinya prinsip, kodrat, teu yang artinya manusia, dan telu yaitu tiga, adalah simbolisasi kodrati manusia: lahir, hidup, dan mati.

KOMPAS/KHAERUL ANWAR Warga Kampung Tradisional Suku Sasak di Dusun Sembagik, Desa Sukadana, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, masih senantiasa menjalani kebiasaan leluhurnya dalam kehidpan sehari-hari. Seperti Neng Sanip (isteri Sirmati, Amak Loka atau Tetua Adat), ini pulang mengambil kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak keperluan rumah tangganya.
Sistem pemerintahan adat mereka mempunyai struktur pemusungan, pengulu, dan pemangku. Ketiga struktur diartikan sebagai pemuka untuk hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antarmanusia, dan manusia dengan alam.

Tiga hal ini dipandang sebagai kunci kesuburan dan kemakmuran jagat raya.

(BACA: Pantai Tebing, Jejak Letusan Gunung Samalas di Lombok Utara)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com