Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Hutan Bakau, Merayakan Alam

Kompas.com - 31/03/2017, 08:10 WIB

Kami dibawa menuju alur sungai yang lebih lebar. Tak seberapa lama, tampak Sungai Somber, sungai utama di kawasan itu. Sungai selebar 100-an meter yang bermuara di Teluk Balikpapan ini menjadi salah satu batas kawasan Mangrove Center Balikpapan.

Dikelola masyarakat

Luas Mangrove Center hanya 150 hektar. Namun, karena bergandengan dengan ratusan hektar hutan bakau primer, seolah menjadi satu kesatuan.

Pada Juli 2010 lalu, demi perlindungan terhadap kawasan itu, Wali Kota Balikpapan saat itu, Imdaad Hamid, mencanangkan Mangrove Center Balikpapan sebagai kawasan konservasi.

Padahal, inisiatif awalnya dari masyarakat yang menanam kembali bakau sejak tahun 2000-an. Kawasan itu kemudian berkembang menjadi ikon wisata Balikpapan, dengan pengelolaan di tangan warga setempat.

Tiap minggu, ratusan wisatawan singgah. ”Masih banyak ikan di sini. Saya masih dapat menangkap ikan kakap seberat 2 kilogram,” kata Herman, yang hobi memancing.

Banyak pejabat, kepala daerah, juga para pelajar dan mahasiswa pernah ke Mangrove Center Balikpapan. Kawasan ini juga seakan laboratorium alam bagi para peneliti dan akademisi.

Tanpa menyusuri sungai di hutan bakau, pengunjung dapat bersantai di tepian sungai, duduk di gazebo ulin, atau naik ke gardu pandang setinggi 12 meter.

Menurut Agus Bei, apabila Mangrove Center Balikpapan ingin dipertahankan selamanya, lebih baik lahan milik warga itu dibeli Pemkot Balikpapan. Perlindungan dengan rencana tata ruang dan wilayah dinilai tidak terlalu kuat.

Meski demikian, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengakui keterbatasan dana pemerintah untuk membeli lahan Mangrove Center Balikpapan. Dengan demikian, konservasi harus mengandalkan komitmen warga untuk menjaga hutan bakau. (LUKAS ADI PRASETYA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Maret 2017, di halaman 24 dengan judul "Menyusuri Hutan Bakau, Merayakan Alam".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com