UNGARAN, KOMPAS — Provinsi Jawa Tengah memiliki 467 jenis daya tarik pariwisata, mulai dari destinasi alam, warisan budaya, hingga pergelaran acara. Namun, potensi itu selama ini terabaikan karena kurangnya promosi dan inovasi. Bahkan, sebagian besar potensi tersebut belum terjamah.
Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ke-467 daya tarik wisata itu tersebar di 35 kota dan kabupaten di Jateng. Rinciannya, 148 wisata alam, 85 wisata budaya, 117 wisata buatan, 19 wisata minat khusus, dan 98 pergelaran. Jateng juga mempunyai enam warisan budaya, antara lain wayang, keris, dan batik.
"Sebagian besar obyek wisata itu belum terjamah. Wisatawan lebih memilih datang ke Candi Borobudur, Museum Fosil Sangiran, atau Kepulauan Karimun Jawa saja," kata Ganjar di sela-sela peluncuran Jateng Travel Guide, di Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Sabtu (1/4/2017).
(BACA: Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya)
Saat ini pemerintah masih mengkaji strategi promosi agar wisatawan lebih lama tinggal di Jateng, tidak sekadar datang dan lewat. Sejauh ini baru Solo yang mulai dilirik wisatawan.
Bupati Kabupaten Semarang Mundjirin mengatakan, di wilayahnya baru Museum Kereta Api Ambarawa yang menjadi daya tarik wisata.
Promosi pariwisata harus ditunjang inovasi. Untuk itu, warga didorong untuk menggarap potensi wisata menarik di daerah.
(BACA: Tak Perlu ke Inggris, Stonehenge Juga Ada di Lereng Merapi)
Misalnya, wisata petualangan di hutan tanpa listrik dan minim sinyal atau tinggal bersama warga di pedesaan yang jauh dari pusat kota. "Pariwisata dapat mewujudkan kemandirian warga," ujar Ganjar.
Promosi dan inovasi pariwisata bertujuan mendongkrak wisatawan. Pada 2019, kawasan DI Yogyakarta, Solo, dan Semarang ditargetkan bisa mendatangkan 2 juta wisatawan mancanegara. Target itu untuk mendukung target pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara.
Pemimpin Redaksi Tribun Jateng Yusran Pare mengatakan, promosi pariwisata dapat dilakukan melalui tulisan yang komprehensif.
(BACA: Borobudur Kembangkan Wisata Budaya dan Religi)
Tulisan dalam bahasa Inggris dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara datang. Hal tersebut memudahkan wisatawan memperoleh akomodasi, transportasi, dan informasi pariwisata.
Secara bersamaan, kedatangan wisatawan dapat mendongkrak peluang investasi. "Jateng tidak pernah ke habisan tempat wisata, hanya perlu digarap dengan sungguh-sungguh," katanya.
Tribun Jateng telah meluncurkan majalah Jateng Travel Guide edisi V berisi informasi pariwisata di Jateng. Topik utama yang dibahas mengenai flora dari 11 gunung dan kereta api uap.
Majalah yang diterbitkan setiap enam bulan tersebut dilengkapi kalender acara wisata di Jateng sampai akhir tahun 2017.
Pertumbuhan pariwisata dipengaruhi akomodasi dan transportasi yang memadai.
Menurut Kepala PT Kereta Api Indonesia Daop IV Wiwik Widayanti, PT KAI tengah mengaktifkan kembali jalur-jalur wisata di Jateng. Saat ini jalur kereta yang sudah beroperasi adalah Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang dan Stasiun Ambarawa-Stasiun Bedono.
"Jalur-jalur wisata itu dibuka untuk publik. Meski jarak tempuh kurang dari 10 kilometer, ini cukup menarik wisatawan," kata Wiwik Widayanti. (KRN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 April 2017, di halaman 11 dengan judul "Jateng Minim Inovasi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.