Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Jateng Minim Inovasi

Kompas.com - 02/04/2017, 17:12 WIB

UNGARAN, KOMPAS — Provinsi Jawa Tengah memiliki 467 jenis daya tarik pariwisata, mulai dari destinasi alam, warisan budaya, hingga pergelaran acara. Namun, potensi itu selama ini terabaikan karena kurangnya promosi dan inovasi. Bahkan, sebagian besar potensi tersebut belum terjamah.

Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ke-467 daya tarik wisata itu tersebar di 35 kota dan kabupaten di Jateng. Rinciannya, 148 wisata alam, 85 wisata budaya, 117 wisata buatan, 19 wisata minat khusus, dan 98 pergelaran. Jateng juga mempunyai enam warisan budaya, antara lain wayang, keris, dan batik.

"Sebagian besar obyek wisata itu belum terjamah. Wisatawan lebih memilih datang ke Candi Borobudur, Museum Fosil Sangiran, atau Kepulauan Karimun Jawa saja," kata Ganjar di sela-sela peluncuran Jateng Travel Guide, di Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Sabtu (1/4/2017).

BIRO PERS SETPRES/RUSMAN Presiden Joko Widodo di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (29/1/2016) didampingi dari kiri ke kanan: Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Selama ini wisatawan tidak pernah singgah lama di Jateng. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu di Yogyakarta dan sekitarnya.

(BACA: Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya)

Saat ini pemerintah masih mengkaji strategi promosi agar wisatawan lebih lama tinggal di Jateng, tidak sekadar datang dan lewat. Sejauh ini baru Solo yang mulai dilirik wisatawan.

Bupati Kabupaten Semarang Mundjirin mengatakan, di wilayahnya baru Museum Kereta Api Ambarawa yang menjadi daya tarik wisata.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Para wisatawan sedang menikmati Laut Karimunjawa dengan melakukan snorkeling saat mengikuti paket wisata Lets Go Karimun Jawa dari PT Pelni ke Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (18/7/2015). Snorkeling adalah salah satu atraksi yang dapat dilakukan oleh wisatawan saat berkunjung ke Karimunjawa.
Seusai mengunjungi museum, wisatawan bertolak ke Kota Semarang atau ke Magelang dan DI Yogyakarta. Padahal, Kabupaten Semarang juga mempunyai obyek lain, seperti Danau Rawa Pening dan wisata alam Bandungan.

Promosi pariwisata harus ditunjang inovasi. Untuk itu, warga didorong untuk menggarap potensi wisata menarik di daerah.

(BACA: Tak Perlu ke Inggris, Stonehenge Juga Ada di Lereng Merapi)

Misalnya, wisata petualangan di hutan tanpa listrik dan minim sinyal atau tinggal bersama warga di pedesaan yang jauh dari pusat kota. "Pariwisata dapat mewujudkan kemandirian warga," ujar Ganjar.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Lokomotif uap B 5112 yang melintasi Danau Rawa Pening di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menarik gerbong kereta wisata dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Tuntang, Sabtu (24/9/2016). Lokomotif buatan pabrik Hannoversche Maschinenbau AG di Jerman tahun 1902 itu menjadi salah satu daya tarik wisata utama Museum Kereta Api Ambarawa.
Dongkrak wisatawan

Promosi dan inovasi pariwisata bertujuan mendongkrak wisatawan. Pada 2019, kawasan DI Yogyakarta, Solo, dan Semarang ditargetkan bisa mendatangkan 2 juta wisatawan mancanegara. Target itu untuk mendukung target pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara.

Pemimpin Redaksi Tribun Jateng Yusran Pare mengatakan, promosi pariwisata dapat dilakukan melalui tulisan yang komprehensif.

(BACA: Borobudur Kembangkan Wisata Budaya dan Religi)

Tulisan dalam bahasa Inggris dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara datang. Hal tersebut memudahkan wisatawan memperoleh akomodasi, transportasi, dan informasi pariwisata.

Kompas.com/ Syahrul Munir Pembukaan Festival Rawa Pening (FRP), di Lapangan Pangsar Jendral Sudirman, Ambarawa, Jawa Tengah, Jumat (21/10/2016) siang dimeriahkan oleh tarian gambyong kolosal, gedruk buto, dan kontes puluhan kostum unik.
Promosi yang menarik dapat menahan wisatawan untuk tinggal 2-3 hari lebih lama. Mereka dapat mengeksplorasi potensi pariwisata Jateng yang selama ini belum tersiarkan.

Secara bersamaan, kedatangan wisatawan dapat mendongkrak peluang investasi. "Jateng tidak pernah ke habisan tempat wisata, hanya perlu digarap dengan sungguh-sungguh," katanya.

Tribun Jateng telah meluncurkan majalah Jateng Travel Guide edisi V berisi informasi pariwisata di Jateng. Topik utama yang dibahas mengenai flora dari 11 gunung dan kereta api uap.

Majalah yang diterbitkan setiap enam bulan tersebut dilengkapi kalender acara wisata di Jateng sampai akhir tahun 2017.

Pertumbuhan pariwisata dipengaruhi akomodasi dan transportasi yang memadai.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Lokomotif uap mendorong gerbong kereta wisata saat menanjak dari Stasiun Jambu menuju Stasiun Bedono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/10/2016). Jalur kereta api Ambarawa-Bedono kembali dioperasikan setelah hampir dua tahun diperbaiki.
Pemerintah berencana memperbaiki sistem dan sarana transportasi di Jateng, terutama kereta api. Nantinya kereta api akan diarahkan menjadi angkutan pariwisata, baik jarak pendek maupun jauh.

Menurut Kepala PT Kereta Api Indonesia Daop IV Wiwik Widayanti, PT KAI tengah mengaktifkan kembali jalur-jalur wisata di Jateng. Saat ini jalur kereta yang sudah beroperasi adalah Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang dan Stasiun Ambarawa-Stasiun Bedono.

"Jalur-jalur wisata itu dibuka untuk publik. Meski jarak tempuh kurang dari 10 kilometer, ini cukup menarik wisatawan," kata Wiwik Widayanti. (KRN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 April 2017, di halaman 11 dengan judul "Jateng Minim Inovasi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com