Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anak-anak TK Belajar Jadi Petani di Banyuwangi

Kompas.com - 06/04/2017, 10:05 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Boy (5) terlihat ragu-ragu saat melangkahkan kakinya menuju sawah. Bocah laki-laki yang mengenakan baju hitam serta topi petani itu kemudian dibantu oleh gurunya meniti pematang sawah, lalu naik ke batang pisang yang diletakkan melintang di tengah sawah yang berlumpur.

Setelah berhasil melalui titian batang pisang, Boy kemudian bergabung bersama teman-temannya untuk membajak sawah dengan menggunakan alat bajak tradisional yang ditarik dengan dua kerbau.

"Kerbaunya besar. Takut nanti digigit," katanya sambil mengelus kerbau yang ada di dekatnya.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Anak TK meniti batang pohon pisang di tengah sawah

Boy bersama ke-53 temannya adalah murid Kelompok Belajar Blambangan. Mereka berkunjung ke Desa Andong di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (29/3/2017) untuk berwisata serta belajar mengenal profesi petani.

BACA: Wisata Semakin Hemat di Banyuwangi, Kini Tersedia 350 Homestay

Mereka diajak masuk ke dalam area sawah, bermain dengan lumpur, membajak sawah dengan kerbau, serta tentunya menanam padi. Anak-anak juga dikenalkan dengan proses pembuatan nasi, dari padi yang dipanen hingga nasi yang dikonsumsi.

Nanik Farida selaku Kepala Sekolah Kelompok Belajar Blambangan menjelaskan bahwa pihaknya sengaja mengajak para murid "terjun" ke sawah agar mengenal profesi petani. Selain itu, mereka juga bisa bermain di alam bebas dan berinteraksi dengan banyak orang.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Anak TK belajar membajak sawah dengan kerbau

"Di sini mereka belajar jadi petani tugasnya apa saja, alatnya apa yang digunakan. Besok mereka kembali menceritakan apa yang telah mereka lakukan hari ini," jelas Nanik kepada KompasTravel.

BACA: Pendopo Blambangan Banyuwangi Selalu Terbuka untuk Wisatawan

Lahan yang digunakan anak-anak untuk bermain dan belajar tentang profesi petani adalah milik Rafii, Kepala Dusun Andong yang memiliki tanah seluas seperempat hektar. Rafii telah menggagas Wisata Pendidikan Alam Andong sejak 2012 lalu.

Sehari-hari, sawah yang digunakan untuk wisata alam tersebut ditanami kangkung atau tanaman sayur yang berumur pendek.

"Jika jumlah anak yang datang di bawah 50 orang kami ajak ke sini. Tapi jika jumlahnya lebih dari 100 orang, kami ajak ke sawah yang lebih luas lagi," tutur Rafii.

BACA: Berkunjung ke Banyuwangi? Ini Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi

Ia mengatakan bahwa ide untuk membuat wisata pendidikan alam muncul ketika melihat anak-anak sekarang lebih sibuk dengan gadget dan televisi. Padahal jika bermain ke alam, anak-anak akan lebih sehat serta mampu berinteraksi dengan baik dengan rekan-rekannya.

"Awalnya anak-anak di sini yang saya ajak jalan-jalan ke alam, bermain-main di sungai. Kemudian pada 2012 ada anak-anak TK yang berkunjung dan mereka senang luar biasa bermain dengan lumpur, membajak sawah dan ikut menanam padi," tambah Rafii.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Anak anak TK belajar menjadi petani di Dusun Andong Desa Tamansuruh Banyuwangi

Wisata Pendidikan Alam Andong dikelola mandiri oleh warga Desa Andong bersama 25 pemuda Karang Taruna yang mendampingi anak-anak sekolah yang berkunjung. Di area tersebut juga ada ibu-ibu PKK yang memasak jajanan tradisional yakni kucur untuk anak-anak.

"Kami ingin memberikan pengalaman baru untuk anak-anak. Selain bermain, mereka juga tahu tentang profesi petani, mereka juga mengenal jajanan tradisional," pungkas Rafii. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com