Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu Hangat di Kaki Tidar

Kompas.com - 08/04/2017, 15:06 WIB

HUJAN tak pernah menyerah dengan rinainya. Begitu pula manusia yang merasai cucurannya. Selalu punya cara untuk mengimbangi hujan yang basah agar tetap terasa hangat dan menyenangkan.

Salah satunya dengan menyambangi tempat-tempat makan yang menawarkan menu-menu hangat. Pas!

Magelang yang sudah dasarnya berhawa adem tambah terasa njekut alias bikin menggigil ketika hujan turun.

Pada suatu siang selepas pulang dari hutan pinus di Kragilan, Kabupaten Magelang, kami mampir di warung sop senerek di daerah Pisangan, Banyuurip. Tepatnya di Jalan Kecamatan Tegalrejo-Candimulyo, Kabupaten Magelang.

(BACA: Liburan ke Solo, 8 Kuliner Wajib Coba)

Sop senerek adalah menu khas yang akrab dengan warga Magelang, Jawa Tengah. Ada beberapa warung yang menyajikan sop senerek sebagai menu utama, salah satunya di warung milik Suratmi (45) yang kami datangi.

Sederhana tetapi gurih, begitulah profil sop senerek yang berisi bayam, irisan wortel, potongan daging sapi yang aromanya sedap, dan tentu saja si kacang merah alias senerek.

Rasanya? Segar, gurih, tetapi ringan dan tidak bikin enek karena didukung bumbu dasar yang tidak neko-neko, seperti bawang putih, bawang merah, lada, dan pala.

Tak lupa taburan bawang goreng yang menggenapi rasa gurih masakan yang disajikan hangat-hangat itu.

(BACA: 10 Kuliner Halal yang Wajib Dicicipi di Manado)

Acara menyantap sop rasanya kurang meriah jika tidak didampingi berbagai menu gorengan yang ditaruh di meja-meja hidangan sebagai ”penggoda iman” mereka yang sedang menjaga asupan makan.

Jika tempe dan tahu goreng sudah biasa, cicipilah perkedel daging yang berbentuk bola dan berwarna coklat tua atau bakwan udang dan perkedel kentang.

KOMPAS/SRI REJEKI Suasana di Warung Wedang Kacang Kebon, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Ada aroma khas yang baru terasa ketika kita menyesap kuahnya. Rupanya itu datang dari cara memasak yang menggunakan anglo dengan arang kayu sebagai bahan bakar.

Anglo ini tidak hanya digunakan untuk memasak sop dan menjaganya tetap hangat hingga mendarat di meja tamu, tetapi juga untuk memasak gorengan. Tidak heran jika di warung Suratmi ini terdapat sembilan anglo untuk memasak itu semua.

”Kata pelanggan, memasak menggunakan anglo dan arang membuat bumbu lebih meresap,” kata Suratmi yang merintis warung ini sejak delapan tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com