KOMPAS.com - Mobil yang ditumpangi KompasTravel berhenti di tepi jalan setelah lebih kurang 77 kilometer memasuki kawasan Taman Nasional Menupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN MataLawa) di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur dari arah Timur.
Suasana pada Sabtu (25/3/2017) pagi itu hening. Kami melintasi padang savana dari arah Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur.
Mata kami dikejutkan dengan ratusan kerbau, kuda dan sapi serta kambing milik warga setempat di padang savana tersebut.
Kami lebih dikejutkan dengan bunga Edelweis atau Anaphalis Javanica di puncak Gunung Wanggameti di Pulau Sumba itu dengan ramah menyapa orang yang melintasi jalan itu saat mekarnya yang indah.
(BACA: Desa Wisata Edelweis Tengah Disiapkan di Kawasan Gunung Bromo)
Warna putih sebagai warna kesucian menandakan bahwa alam di puncak itu sangat suci dan keramat. Puncak gunung tertinggi itu adalah Puncak Gunung Wanggameti yang satu-satunya berada di Pulau Sumba dengan ketinggian 1.225 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tanaman abadi Edelweis itu berada di puncak Wanggameti di Desa Wanggameti, Kecamatan Matawae Lapau, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Dalam bahasa Sumba, "wangga" berarti pohon beringin, "meti" berarti mati. Jadi Wanggameti berarti pohon beringin yang mati. Tumbuhan edelweis dalam bahasa Sumba adalah tumbuhan Kondumerada. Orang setempat sangat menghormati tumbuhan itu.
(BACA: Rombeng Rajong, Cara Menghormati Leluhur di Flores)
Kepala Balai Taman Nasional Menupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti, Maman Surahman didampingi Kepala Bagian Tata Usaha TN MataLawa Sumba, Tri Wiyato dan Hendro menginformaskan bahwa kita sudah memasuki kawasan hutan Wanggameti di TN MataLawa Sumba. Kendaraan Hilux yang ditumpangi terus melaju dengan penuh hati-hati.
Saat sedang duduk, tiba-tiba Kepala Balai TN MataLawa, Surahman menggagetkan kami bahwa dia melihat bunga edelweis yang sedang mekar di pinggir kiri jalan.
Saat itu kendaraan berhenti dan saya segera mengabadikan bunga itu melalui kamera.
"Kami berangkat dari Kota Waingapu jam 08.00 dan tiba di Kantor Resor Wanggameti yang disambut oleh Kepala Resor Wanggameti, Oktovianus Klau dan Fabianus Beremau jam 11.30. Kami menempuh 3,5 jam perjalanan darat dengan kondisi jalan yang baik. Kami disuguhkan kopi sumba di Kantor Resor itu," jelasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.