BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Potensi wisata di bentang alam laut lepas bukan cuma soal pemandangan. Parakayu, organisasi anak muda Balikpapan di Kalimantan Timur, menawarkan sensasi baru soal berwisata di laut.
Organisasi berbasis edukasi dan wisata lingkungan hidup bagi semua kalangan ini menawarkan kenikmatan, pengalaman, dan sensasi saat berada semalaman di bagang ikan di tengah laut.
"Kita menginap semalam saja. Kita manfaatkan hari Sabtu dan Minggu," kata Bestifitraini, Koordinator Ecotour Parakayu, Senin (10/4/2017).
(BACA: Kampung Warna Warni Teluk Seribu, Obyek Wisata Baru di Balikpapan)
Bagang merupakan rumah tangkap ikan yang berdiri di tengah laut. Bentuknya ada yang terdiri dari pondok-pondok dengan bentangan jaring di bawahnya.
Pondok itu berdiri di atas tonggak dari kayu yang menancap sampai 25 meter ke dalam laut, dan kebanyakan tonggak atasnya terdiri dari jalinan bambu dan kayu bulat.
Bagang merupakan alat tangkap kreatif yang banyak dibikin nelayan Sulawesi. Selain berdiri tetap, ada pula bentuk perahu dengan fungsi serupa.
(BACA: Pemkot Balikpapan Resmikan Destinasi Wisata Teluk Seribu)
Baik pondokan atau perahu cara tangkapnya mirip, yakni saat malam hari dengan bantuan lampu-lampu sangat terang untuk memancing ikan berkumpul dan bermain di bawah bagang.
"Semalam bisa 4 sampai 6 kali menaik turunkan jaring di bagang itu," kata Mappaselle, Koordinator Lapangan Parakayu.
Semua berawal dari niat mencoba sesuatu yang antimainstream, memicu adrenalin, dan seru. Pengikut Parakayu pun lantas iseng mengikuti nelayan ke bagang, tanya-tanya, dan menginap di bagang.
Setelah mencoba, memang terasa menantang. Mereka pun kemudian mengemas wisata menikmati suasana bagang dan menamainya "Sensation Bagang". Mereka memulai wisata ini di akhir 2016.
Tidak semua bagang bisa langsung disinggahi. Balikpapan memiliki sekitar 6 hingga 9 bagang. Bagang terpilih tergantung kesiapan dari sisi jumlah produksi ikan dan kondisi bangunan yang baik saja yang bisa didatangi.
Fitra mengatakan, salah satu bagang yang mereka jadikan obyek wisata berada sekitar 20 hingga 30 menit ke tengah laut dengan kapal bermesin kecepatan 7 knot.