Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika "Backpacker Bule" Mengemis di Asia Tenggara Demi Bisa Liburan

Kompas.com - 12/04/2017, 21:04 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

Sumber Telegraph

JAKARTA, KOMPAS.com - Berjalanlah ke Koh San Road di Bangkok, Thailand. Kemungkinan besar Anda akan melihat orang yang duduk di pinggir jalan dan mengemis sejumlah uang. Namun, orang tersebut bukanlah tuna wisma yang sedang berusaha menafkahi keluarganya. Besar kemungkinan mereka adalah "gap yah backpacker" yang menghabiskan anggaran mingguan mereka dengan minum-minum di bar hostel.

Mereka telah menjadi “begpackers”, sebutan bagi backpacker yang mengemis ke berbagai negara miskin seperti di kawasan Asia Tenggara. Mereka tidak sungkan untuk mengemis, mengamen, dan terkadang menjual foto-foto perjalanan mereka. Tujuannya satu: untuk mendanai perjalanan wisata mereka.

Usaha tersebut sering di-share di media sosial mereka. Tak pelak banyak wisatawan yang kesal. Bagaimana pun hal tersebut sangat mengganggu penduduk lokal.

BACA: Ingin Menjelajah Australia ala Backpacker? Simak Tips Berikut

Sebagian begpacker ini sudah terlihat di Asia Tenggara, seperti di sepanjang jalur Thailand-Kamboja-Laos-Vietnam hingga Malaysia. Seorang wanita di Singapura, Maisarah Abu Samah sempat terkejut melihat sepasang kulit putih sedang menjual kartu pos dan bermain musik di pinggir jalan sambil meminta uang.

“Kami merasa sangat aneh ketika ingin membantu memberi orang uang untuk membiayai perjalanan wisata mereka,” ujarnya seperti dilansir dari Telegraph.

Maisarah melanjutkan, menjual sesuatu di jalan bahkan mengemis merupakan perbuatan yang dianggap tidak terhormat.

"Orang-orang yang melakukannya benar-benar membutuhkan uang. Mereka meminta untuk membeli makanan, membayar biaya sekolah anak, atau untuk membayar utang. Tapi tidak untuk melakukan sesuatu yang dianggap mewah,” tambahnya.

BACA: Berapa Biaya Wisata ke Raja Ampat ala Backpacker? Ini Perhitungannya

Berwisata keliling dunia, sekalipun menggunakan hostel murah, merupakan sebuah kemewahan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Backpackers mungkin bisa membenarkan perilaku mereka sendiri, mengatakan bahwa mereka tidak memaksa siapa pun untuk memberi uang kepada mereka. Atau mungkin mereka benar-benar tidak mampu membayar penerbangan berikutnya. Atau apa yang mereka lakukan ialah mengamen tidak mengemis, tapi dalam hati mereka pasti tahu apa yang mereka lakukan adalah salah.

Backpacker tidak bisa, dan tidak perlu, uang dari orang lain. Bayangkan jika mereka mengamen di samping seseorang yang belum tentu bisa makan layak hari itu.

Orang-orang ini disebut gagal memahami kehormatan orang kulit putih. Mereka berpikir bahwa menjual kartu pos untuk mendapatkan uang adalah ‘lucu’ menjadi cerita perjalanan yang luar biasa. Mereka berpotensi memperoleh pelanggan dari penduduk lokal yang mungkin saja lebih membutuhkan uang.

Ada banyak alternatif untuk backpackers yang kehabisan uang tunai. Mulai dari bekerja di hostel dan estoran, atau memberikan jasa di mana mereka dapat bertukar akomodasi gratis. Hal yang benar-benar tidak pantas bagi mereka duduk di Birkenstock, memegang plakat kardus bertuliskan: “Saya berkeliling Asia tanpa uang. Harap mendukung perjalanan saya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com