BANYUWANGI, KOMPAS.com - Setiap tahun, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur selalu menggelar Festival Kuliner yang mengangkat makan tradisional Banyuwangi.
Jika sebelumnya makanan yang dikenalkan adalah rujak soto dan sego cawuk, tahun ini kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa mengangkat makanan yang sebelumnya hanya hadir saat selamatan desa di masyarakat Suku Using yaitu pecel pitik.
Pecel pitik menggunakan bahan utama ayam kampung yang masih muda. Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Api harus dijaga agar daging ayam tidak gosong dan matang merata.
Membakar ayam secara tradisional memang membutuhkan waktu yang lama serta keahlian khusus.
(BACA: Banyuwangi Festival 2017, dari Pecel Pitik sampai Batik)
Sedangkan bumbu yang digunakan sangat sederhana yaitu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Setelah dihaluskan, bumbu dicampur dengan parutan kelapa muda. Penyajiannya cukup menarik. Ayam yang telah dipanggang lantas disuwir menggunakan tangan.
Untuk memisahkan tulang juga harus menggunakan tangan dan dilarang menggunakan pisau. Setelah menjadi bagian kecil, ayam akan dicampur dengan parutan kelapa muda yang sudah dibumbui. Agar lebih nikmat juga bisa dicampur dengan sedikit air kelapa.
(BACA: Icip-icip Sego Cawuk di Festival Kuliner Banyuwangi)
Pecel pitik di kalangan masyarakat Suku Using adalah akronim dari "diucel-ucel perkara hang apik," yang artinya kurang lebih dilumuri dengan bebagai perkara yang baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.