UNGARAN, KOMPAS.com - Sebuah Yoni diperkirakan peninggalan Mataram Kuno berhasil dipindahkan dari lokasi proyek pembangunan sebuah perumahan di lingkungan Gandekan, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Sabtu (15/4/2017).
Rencananya Yoni yang wujudnya sudah tidak utuh lagi ini akan dipindahkan ke kompleks eks kawedanan Tuntang yang rencananya akan akan dibangun menjadi sebuah museum oleh Pemkab Semarang.
Namun karena ada penolakan dari warga, Yoni tersebut akhirnya oleh petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang dipindahkan ke kantor Kelurahan Harjosari yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi awal.
"Yoni ini adalah Tindih (pokok) dari kampung Gandekan ini. Kami keberatan kalau dibawa keluar desa," ungkap Sutrisno Ketua RW 6 Lingkungan Gandekan.
Menurut Sutrisno, rencana pemindahan Yoni ke Tuntang tersebut sudah disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kepada pengurus RW. Selanjutnya pengurus RW, tokoh masyarakat dan warga menggelar musyawarah terkait rencana tersebut.
Dalam pertemuan itu disepakati bahwa Yoni akan dipindahkan ke kompleks makam Kiai Gandek dan Nyai Gandek, yang merupakan cika-bakal perkampungan tersebut.
Proses pemindahan Yoni berukuran 80x80 sentimeter tersebut disaksikan oleh petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Lurah Harjosari, Babinsa, dan perwakilan warga.
Pengangkatan Yoni dengan sebuah crane diawali dengan doa. Sesepuh warga juga membakar kemenyan dan menyediakan sesaji berupa kembang setaman serta beberapa butir telur ayam kampung di sekitar Yoni.
Petugas BPCB Jawa Tengah Bagian Perlindungan, Ngatno mengatakan, Yoni tersebut merupakan perwujudan dari Dewi Parwati, istri Dewa Siwa. Biasanya benda-benda lainnya, seperti Nandi (patung sapi) dan bebatuan alas candi ditemukan dalam satu paket Yoni sebagai tempat persembahyangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.