Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebek Timbungan di Kaki Bedugul

Kompas.com - 04/05/2017, 09:26 WIB
I Made Asdhiana

Editor

TREN masakan olahan bebek makin beragam di Pulau Bali. Wisata kuliner pun berwarna. Tabanan punya khas masakan olahan itu, bebek timbungan.

The Luwus di Secret Garden Village, Bedugul, menyajikannya mirip seperti cara memasak di masa lalu, menggunakan potongan bambu dengan bebek di dalamnya.

Timbungan merupakan salah satu cara memasak atau mengolah makanan dengan menggunakan bahan dasar daging hingga ikan yang telah dibumbui, selanjutnya dimasukan ke dalam potongan bambu.

Bumbunya pun tentu racikan khas bumbu bali berupa rempah-rempah atau biasa disebut masyarakat Bali, base genep.

(BACA: Pasar Bedugul, Tempat Belanja Oleh-oleh Anti-mainstream di Bali)

Proses memasaknya memakan waktu sampai seharian. Sekitar 15 jam, sajian bebek timbungan ini baru siap disantap. Biasanya, hal ini menjadi tradisi warga Tabanan tempo dulu, khususnya ketika ada upacara adat.

Lamanya waktu memasak ini karena bebek setelah dibumbui dimasukkan ke dalam potongan bambu utuh melingkar dengan panjang sesuai badan bebek atau daging lainnya.

Setelah dimasukan, bambu dikukus selama 10 jam. Seusai pengukusan, bambu kembali dimasukkan ke dalam bara kecil di antara sekam dan mirip pengasapan.

(BACA: Laklak Pisang, Crepe Asli Tabanan yang Terancam Punah)

Bambu pun mulai berubah warna karena proses pengasapan dengan bara ini selama sekitar 5 jam.

Bebek Timbungan Bali di Luwus, Kawasan Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.KOMPAS/AYU SULISTYOWATI Bebek Timbungan Bali di Luwus, Kawasan Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.
Chef The Luwus Ida Bagus Gede Udiana (51) berupaya maksimal menyajikan bebek timbungan ini sesuai dengan aslinya di masa orangtuanya dulu.

”Masakan ini bagian dari masa kecil dan tradisi memasak seperti ini mulai memudar. Karena itu, The Luwus ingin mengangkat tradisi-tradisi Tabanan yang memudar. Banyak resep masakan yang harus satu per satu digali lagi, seperti bebek timbungan ini pun, memerlukan waktu untuk pas disajikan sebagai unggulannya,” kata Udiana.

Menurut dia, tetap ada perbedaan penampilan saat disajikan. Misalnya, Udiana tetap memasukkan bebek timbungan ramuannya di dalam bara sekam, tetapi menjaga bambu tidak terbakar penuh sehingga penampilan bambu tetap cantik di atas meja makan.

Namun, sebagai chef asli Tabanan, ia tetap berupaya tak mengurangi rasa asli bebek timbungan. Perbedaan hanya persoalan alat agar penampilan dan rasa tetap terjaga.

Prosesnya tetap dilalui semirip mungkin sehingga tak mengurangi rasa, termasuk sejarahnya. Apalagi, The Luwus bertekad menyajikan makanan tradisional Bali, khususnya Tabanan, yang memiliki sejarahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com