Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Uduk, Kuliner Persilangan Budaya Melayu dan Jawa

Kompas.com - 06/05/2017, 10:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuliner nasi uduk tentu lekat dengan kehidupan masyarakat di Jakarta. Di setiap pelosok di Jakarta bisa dengan mudah ditemui nasi yang dicampur dengan santan ini.

Masyarakat bisa menemukan nasi uduk dengan tambahan semur tahu atau tempe hingga tempe goreng sebagai teman menyantap. Nasi uduk pun bisa ditemui dari waktu sarapan bahkan sampai malam hari di Jakarta

Namun, siapa sangka ternyata nasi uduk merupakan persilangan budaya antara Melayu dan Jawa?

Hal itu disampaikan oleh narasumber diskusi "Kuliner Betawi: Silang Budaya", Pudentia di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (4/5/2017).

(BACA: Soto Betawi Bang Lili Ini Membuat Lidah Bergoyang)

"Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, banyak bangsawan-bangsawan Melayu meninggalkan Malaka sampai ke Batavia. Tentu dengan dia pergi itu mereka pergi, mereka bawa makanan khasnya," kata Pudentia saat berbincang dengan KompasTravel seusai acara diskusi.

Kaitan nasi uduk dengan budaya Melayu dan Jawa pun terlihat. Menurutnya makanan khas Melayu sendiri adalah nasi lemak dan orang Jawa yakni nasi gurih.

"Kebudayaan Jawa masuk juga. Tahun 1628-1629 masuk Kerajaan Mataram menyerang VOC. Jadi di Betawi ada orang Melayu dan orang Jawa. Lalu dia menghasilkan nasi uduk," jelasnya.

(BACA: Gado-gado Kampung Tugu Beda dari Gado-gado Betawi, Ini Rahasianya...)

Baik orang Melayu dan Jawa di tanah Betawi pada saat itu membawa kebiasaannya menyantap kuliner. Orang Betawi kala itu mengadaptasi nasi lemak maupun gurih menjadi nasi uduk.

"Nasi uduk itu dengan bahasa dia (orang Betawi). Tentu berkaitan dengan pemahaman dia dan bahasanya. Bukan nasi gurih, lemak. Ya nasi uduk," ungkapnya.

Hingga saat ini, menurut Pudentia, nasi uduk telah menjadi tradisi sendiri bagi masyarakat Betawi. Ia mengatakan percampuran antara nasi lemak dan gurih yang sudah berjalan ratusan tahun lalu kini telah masuk ke dalam bagian budaya Betawi.

Pudentia mengatakan dari contoh nasi uduk, masyarakat bisa mengetahui budaya-budaya yang ada di Betawi. Salah satunya melalui makanan. "Mengapa ada budaya itu karena ada orang datang ke Betawi," ujarnya.

Diskusi "Kuliner Betawi: Silang Budaya" adalah salah satu bagian acara Pekan Budaya Betawi yang diselenggarakan oleh Bentara Budaya Jakarta dari tanggal 4 - 6 Mei. Tema yang diangkat yaitu "Mencecap Betawi, Merawat Indonesia".

Acara-acara yang hadir seperti diskusi "Dapur Betawi, Lidah Jakarta" oleh William Wongso dan Zeffry Alkatiri pada Jumat (5/4/2017) pukul 15.00 WIB, "Kuliner dan Ritual Betawi" oleh Yahya A. Saputra dan Ninuk K. Probonegoro pada Sabtu (6/5/2017) pukul 15.00 WIB dan pertunjukan "Nyahi Bareng David Nurbianto en Kojek Rap Betawi" pukul 19.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com