Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lubuk Hitam" Pesona di Bukit Barisan

Kompas.com - 06/05/2017, 15:08 WIB

KOTA Padang, Sumatera Barat, tidak hanya punya pantai menawan dan pulau-pulau kecil berpasir putih, tetapi juga memiliki pesona di antara lebatnya Pegunungan Bukit Barisan.

Salah satunya Air Terjun Lubuk Hitam atau Air Terjun Tiga Tingkat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

Air Terjun Lubuk Hitam terletak di Kelurahan Teluk Kabung Utara, sekitar 25 kilometer arah selatan Kota Padang. Waktu tempuh menuju kelurahan ini sekitar satu jam perjalanan darat dengan sepeda motor atau mobil.

Sepanjang perjalanan, kita akan melewati jalur berkelok dengan pemandangan perbukitan di sisi kiri dan lanskap laut lepas di sisi kanan.

Pintu masuk ke kawasan ini berupa jalan kecil di sebelah kiri Jalan Raya Padang-Painan, tidak jauh dari Kantor Kepolisian Sektor Bungus Teluk Kabung.

Tidak ada pintu gerbang khusus atau papan petunjuk sehingga pengunjung harus benar-benar jeli melihat agar tidak terlewat.

(BACA: Sumber Pitu, Air Terjun Andalan Malang)

Begitu masuk, kita akan menemukan jalan beton dengan lebar sekitar 2 meter yang di sisi kiri dan kanannya terhampar sawah milik warga. Di depan, terbentang bukit hijau seolah menyambut siapa pun yang datang. Di sela-sela bukit terlihat air terjun.

Setelah berkendara lebih dalam lagi dan melewati perkampungan, kita akan memasuki hutan hujan tropis. Embusan udara sejuk dan bersih khas pegunungan langsung terasa.

Turun dari kendaraan, pengunjung masih harus berjalan kaki melewati jalur mendaki dan menurun terlebih dulu. Jalurnya tidak lagi jalan beton, tetapi jalan tanah setapak yang dibuat warga untuk mengakses air terjun.

(BACA: Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang, Niagara-nya Indonesia)

Rasa lelah saat menyusuri jalan setapak akan terhibur oleh suguhan alam yang tersaji sepanjang perjalanan, seperti gemercik air sungai sepanjang jalur, kicau burung yang bertengger di dahan pepohonan, dan riuh suara berbagai jenis serangga hutan, sampai akhirnya bertemu dengan air terjun.

Tiga tingkat

Air Terjun Lubuk Hitam disebut juga Air Terjun Tiga Tingkat karena ada tiga air terjun sekaligus di tempat itu. Mencapai air terjun pertama dan kedua relatif mudah karena tidak begitu menanjak.

Air terjun dengan ketinggian masing-masing 2 meter dan 10 meter itu bisa dicapai setelah berjalan kaki melewati kebun kakao warga, 10 menit dari lokasi parkir.

Banyak pengunjung berhenti di kedua air terjun itu untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke air terjun ketiga. Ada yang sekadar mencuci muka, ada juga yang mandi. Tidak sedikit pengunjung yang menyantap bekal mereka.

Beristirahat sejenak penting. Meski jarak air terjun ketiga dari air terjun kedua hanya 400 meter, waktu tempuhnya 30-40 menit. Jalurnya lebih menantang karena harus menaklukkan tanjakan dan turunan dengan kemiringan hampir 45 derajat.

Saat Kompas bersama beberapa orang mengunjungi kawasan tersebut awal Desember 2016 dan pertengahan Maret 2017, melewati tanjakan menuju air terjun ketiga cukup menguras tenaga dan membutuhkan konsentrasi.

Pijakan kaki harus benar-benar tepat agar tidak terjatuh karena sebagian jalurnya basah dan licin. Kami bahkan harus berhenti beberapa kali untuk beristirahat dan mengumpulkan energi sembari meneguk air minum.

Setelah mendaki, kami harus menuruni tebing sebelum mencapai air terjun ketiga. Berbeda dengan saat mendaki, jalur menurun bisa dibilang tidak jelas.

Patokannya hanya dengan melihat posisi air terjun dari atas lalu mencari jalur terbaik ke sana. Selama menuruni tebing, batang pohon atau akar yang mencuat menjadi satu-satunya pegangan agar tidak terjatuh.

Akan tetapi, rasa lelah dan ketegangan perjalanan itu terbayar ketika kita sampai di air terjun ketiga. Air terjun setinggi sekitar 20 meter itu begitu cantik.

Airnya yang bening dan segar jatuh dari atas ketinggian dan menciptakan suara khas. Jika beruntung, sesekali bias pelangi akan muncul saat percikan air bertemu sinar matahari.

Jika menoleh ke arah barat dari ketinggian itu, kita bisa melihat Pelabuhan Bungus dan laut lepas berwarna biru.
”Tidak sia-sia ke sini. Saya beruntung bisa melihat ketiga air terjun,” kata Haris Lisman Saputra (23), warga Kota Pariaman yang datang bersama kakaknya, Ibnu Yasir (35).

Dikelola mandiri

Menurut Dasril Datuk Putih, Ketua Rukun Warga III Cindakir yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Teluk Kabung Utara, Lubuk Hitam mulai dibuka tahun 1981 setelah rombongan wisatawan asing menjajal jalur ke sana.

Sebelumnya, warga setempat tidak berani kesana karena menganggap air terjun itu angker.

”Setelah dibuka tahun 1981, air terjun sempat ditutup bagi umum. Penyebabnya, tahun 1983 ada pengunjung meninggal akibat terseret air bah. Dua tahun kemudian baru dibuka kembali,” kata Dasril.

Menurut Dasril, sejak awal, pengelolaan Lubuk Hitam dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Penetapan tiket Rp 2.500 per orang, misalnya, disepakati melalui rapat di tingkat kelurahan.

”Hasil dari tiket digunakan untuk kebutuhan masyarakat seperti kegiatan mushala dan hari besar keagamaan, perbaikan jalan, hingga kegiatan pemuda,” kata Dasril.

Dasril menuturkan, pengunjung Air Terjun Lubuk Hitam hanya ramai pada akhir pekan. Itu pun hanya 50-60 orang. Namun, pada momen tertentu, seperti mandi balimau atau mandi bersama menjelang bulan Ramadhan, pengunjung Lubuk Hitam bisa mencapai lebih dari 1.000 orang per hari.

”Setidaknya keberadaan air terjun Lubuk Hitam memberi dampak bagi masyarakat. Selain pemasukan dari tiket, mulai bermunculan warung-warung milik warga. Ke depan, kami berharap pihak-pihak terkait bisa membantu promosi karena selama ini masih sebatas dari mulut ke mulut,” kata Dasril.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi mengatakan, kawasan Air Terjun Lubuk Hitam memang menjadi salah satu potensi wisata yang menawarkan keaslian kawasan perkampungan, bentang alam pegunungan, dan air terjun itu sendiri.

Sejauh ini, karena lahan di lokasi tersebut merupakan milik masyarakat setempat, intervensi pemerintah kota lebih kepada pembinaan agar masyarakat bisa mengelola kawasan tersebut dengan lebih baik. (ISMAIL ZAKARIA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Mei 2017, di halaman 23 dengan judul ""Lubuk Hitam" Pesona di Bukit Barisan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com