Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Royal Brunei Airlines Jajaki Pembukaan Rute ke Lombok

Kompas.com - 09/05/2017, 10:35 WIB

MATARAM, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan asal Brunei Darussalam, Royal Brunei Airlines menjajaki untuk membuka rute penerbangan dari Brunei Darussalam ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Saat ini, Royal Brunei baru memiliki tiga rute penerbangan di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Denpasar. Kalau ini sukses, Lombok akan jadi destinasi keempat kami," kata Executive General Manager Royal Brunei Airlines, Brett McDougall saat menemui Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin di ruang kerja Wagub di kota Mataram, Senin (8/5/2017).

Ia menuturkan, sebagai langkah awal, pihak maskapai akan melakukan kajian untuk memastikan seluruh potensi yang dimiliki NTB saat ini mendukung pembukaan jalur penerbangan tersebut.

(BACA: NTB Galakkan Promosi di Hongkong)

Meski demikian, menurut Brett McDougall, pihaknya sudah banyak mendapatkan informasi terkait pariwisata NTB yang diperoleh dari Dinas Pariwisata NTB dan travel-travel agent.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Panorama Pantai Kuta, kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (16/6/2016). Kawasan pesisir Mandalika berpotensi menjadi salah satu kawasan ekonomi khusus pariwisata yang dikembangkan untuk tujuan wisata unggulan Indonesia. Meski demikian, tantangan pembangunan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat lokal serta penataan kelestarian lingkungan dari dampak pembangunan perlu diperhatikan.
Lebih lanjut Brett mengatakan ada beberapa destinasi yang ingin dimasuki oleh Royal Brunei, dan Lombok adalah salah satunya.

Royal Brunei Airlines melihat ada banyak kesempatan rute penerbangan dari Lombok ke Jeddah dan peluang-peluang pasar China, bahkan dari Eropa untuk masuk ke Lombok.

(BACA: Mampir ke Vila Hantu di Lombok, Berani?)

Selain itu, sambung Brett, market study ini juga sebagai permakluman, karena pihaknya tidak ingin seperti penerbangan lain yang masuk ke satu destinasi kemudian dalam waktu dekat langsung menghilang. Justru yang diinginkan penerbangan ini nantinya berlangsung lama.

Dari informasi yang diperoleh, wisata halal NTB dengan negara lain, seperti Brunei memiliki cukup banyak kesamaan baik dari kultur maupun agamanya.

JOKO DWI CAHYANA Wisatawan sedang menikmati Air Terjun Benang Kelambu di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
"Tentu ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Lombok. Turis dari Brunei juga mungkin akan merasa lebih nyaman berlibur ke daerah ini karena predikat wisata halal yang disandang NTB," katanya.

(BACA: Maskapai Jin Air dari Korsel Siap Terbang ke Lombok)

Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin menyambut baik rencana Royal Brunei Airlines karena Pemerintah Provinsi NTB sedang gencar mengampanyekan pariwisata halal, khususnya kepada wisatawan asal Timur Tengah dan negara-negara lain yang berpenduduk mayoritas Muslim.

"Kami sekarang ini juga sedang menjajaki kemungkinan untuk menambah rute penerbangan dalam dan luar negeri," ucapnya.

Amin menuturkan, penambahan rute penerbangan tersebut memiliki kaitan erat dengan perkembangan industri pariwisata di NTB, di mana angka kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan baik dari turis domestik maupun luar negeri.

"Ini juga menambah dan mempermudah jalur masuknya investasi bisnis untuk daerah kami ke depannya," katanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Perajin tenun khas Lombok di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat (26/8/2016).
Namun Wagub berharap rencana tersebut tidak sekadar wacana, akan tetapi nantinya ada wujud nyata rute penerbangan ini bisa dibuka di Lombok.

"Saya rasa ini adalah pembahasan yang sangat baik dan progresif untuk langkah awalnya," katanya.

"Kita harap agar rencana ini bisa lebih konkret," tambah Wagub NTB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com