BOYOLALI, KOMPAS.com – Di tengah pesona dataran tingginya yang menggoda, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah memiliki kudapan khas yang tak boleh dilewatkan.
Jika Anda berkunjung ke dataran tinggi Selo, terdapat kios-kios kecil yang menjual oleh-oleh dan makanan khas. Salah satu yang favorit ialah Jadah khas Selo, Boyolali.
Kudapan berbahan dasar beras ketan dan kelapa ini dimakan bersama kelapa parut dengan bumbu rempah khas. Kelapa tersebut terlihat seperti serondeng, tetapi memiliki rasa rempah yang berbeda.
Ketan yang sudah bercampur kelapa berbentuk kotak, dibakar di atas tungku arang pada umumnya, tetapi ada juga yang sudah menggunakan tungku modern. Ketan tersebut dibakar, hingga mengeluarkan bercak kecoklatan atau sedikit gosong.
(BACA: Boyolali Punya Spot Foto Seperti di Atas Awan)
Setelah itu ditaburi kelapa parut ber bumbu tadi, dan siap untuk disantap. Masyarakat setempat, biasa menikmatinya bersama tempe bumbu bacam, atau ayam bumbu kecap sebagai hidangan makan siang.
KompasTravel sempat mencicipi kudapan tersebut setelah lelah menikmati ragam wisata unik yang ada di sepanjang Selo. Rasa ketan berpadu dengan kelapa ternyata menghasilkan rasa gurih yang pas.
Dengan tekstur legit yang tak terlalu keras dan tak terlalu lembek, jadah cocok dikonsumsi anak kecil maupun dewasa.
(BACA: Cocok untuk Selfie, Panorama di Omah Bambu Merapi Boyolali)
Sedangkan saat dicampur dengan bumbu kelapanya, rasa gurih, pedas, asin, bercampur di mulut. Bumbu kelapa tersebut mirip dengan bumbu dendeng, dengan didominasi gurih dan pedas rempahnya.
“Ketannya dicuci, direndam selama tiga jam, dicampur kelapa dan garam sebelum dikukus dua jam lebih. Kalau gak ahlinya bikinnya susah, susah mencari tekstur dan campuran yang pas,” ujar Suti (57), yang merupakan generasi kedua Jadah Mbah Karto kepada KompasTravel, Sabtu (22/4/2017).
Hingga saat ini, jadah yang dihasilkan masih dari tangan Mbah Karto langsung. Di usianya yang berkepala sembilan, ia hanya membuat jadah ketan di dapur, tanpa membantu berjualan.
“Keasliannya masih terjaga, dibuat langsung sama mbah. Sampai sekarang masih terus diwariskan proses pembuatannya pelan-pelan,” ungkap Suti.
Kedai ini ramai dikunjungi wisatawan di siang hari, jam makan siang. Anda bisa menyantapnya di kedai yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Saloko, Selo, Boyolali, bersama ragam lauk seperti tempe bacem, ayam kecap dan lainnya.
Bisa juga menjadi buah tangan dengan harga Rp 20.000 satu kotak berisi sembilan potong jadah lengkap dengan bumbu kelapa atau serondengnya.
Selain jadi makanan pokok, di sore hari jadah ini biasa menjadi teman segelas kopi atau teh, cocok untuk menemani hawa dingin pegunungan Merapi dan Merbabu di Selo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.