RAJA AMPAT, KOMPAS.com - Kabupaten Raja Ampat di Papua Barat memiliki segudang keunikannya yang belum banyak diketahui wisatawan. Satu di antaranya adalah seni lukis di kain.
Raja Ampat memiliki seni lukis di kain yang dikerjakan dalam bentuk batik. Kenapa batik? Karena batik sudah menjadi identitas nasional Indonesia.
"Ini konsepnya karena sebagian besar kan Raja Ampat pariwisata dan sudah dikenal internasional kekayaan lautnya. Sekarang kami coba kolaborasi saja untuk coba wisata yang baru melalui seni lukisan di kain dalam bentuk batik," kata Sekjen Asosiasi Perajin Batik Raja Ampat, Kartini, saat ditemui Kompas.com di Festival Kuliner dan HUT ke-14 Raja Ampat di Pantai WTC (Waisai Torang Cinta), Selasa (9/5/2017).
(BACA: Ini Makanan Khas Raja Ampat yang Membuat Laki-laki Lebih Perkasa)
Kartini menjelaskan, batik khas Raja Ampat berbeda dengan batik kebanyakan. Perbedaan itu lebih ke corak atau motif yang digunakan.
Corak di batik tersebut beragam, ada corak ikan, penyu, manta, terumbu karang, rumput laut dll.
Menurut Kartini, untuk proses pengerjaannya, satu kain bisa memakan waktu hingga 2 hari. Adapun seluruh proses yang berjalan dilakukan secara manual tanpa ada bantuan mesin.
(BACA: Berlibur ke Raja Ampat Memang Mahal, tapi Anda Tak Akan Menyesal...)
Batik yang sudah jadi dengan ukuran 2,5m x 2,5m dihargai Rp 5 juta untuk yang berbahan katun, sedangkan untuk berbahan sutera seharga Rp 8 juta.
Pusat produksi batik khas Raja Ampat ini berada di pabrik mini di Gedung Wanita. Perajin berada dalam binaan PKK Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
"Ada grup batik Affutra di facebook," lanjut Kartini.
Adapun jumlah perajin di asosiasi tersebut sebanyak 20 orang. Mereka pernah mendapatkan pelatihan membatik di Pekalongan, Jawa Tengah.
Belum pernah diekspos
Batik khas Raja Ampat mendapatkan perkenalan pertamanya pada umum di Festival Kuliner Raja Ampat HUT ke-14 Kabupaten Raja Ampat di Pantai WTC.
Lantaran belum pernah diekspos, kerajinan batik khas Raja Ampat ini seringkali hanya digunakan dalam acara-acara formal kedaerahan.
"Ini untuk pemakaian resmi, untuk baju khusus daerah sendiri, karena untuk batik kami belum punya sendiri. Mungkin yang pertama untuk kebutuhan daerah ya, untuk acara formal," tambah Kartini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.