Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2017, 14:51 WIB

KOMPAS.com - Gerai roti bakar, pisang bakar, dan olahan mie instan memang mewabah di berbagai kota. Namun jika Anda liburan ke Bandung, ada satu gerai yang tak boleh dilewatkan.

Madtari, begitu nama gerainya, sudah eksis sejak 16 tahun yang lalu. Terhitung sejak tahun 2000 Madtari konsisten menyajikan menu roti bakar dan pisang abkar. 

Gerai Madtari pada 10 tahun pertama masih berupa lapak Pedagang Kaki Lima (PKL). Setelah itu, Madtari memindahkan gerobaknya ke sebuah bangunan yang bisa menampung lebih dari 200 orang.

Pemilik Madtari, Dani Madtari, mencoba memanfaatkan pisang tanduk yang melimpah di kota asalnya di Tasikmalaya untuk dijual. Ia lalu berpikir lagi jika hanya pisang saja yang ditawarkan, nilai jualnya tidak terlalu tinggi.

Kemudian Dani mencoba membuat suatu sajian makanan berbahan dasar pisang. Tak disangka, meski sederhana menu pisang bakar yang diberi serutan keju dan meses cokelat mendapat respons positif saat itu.

"Inspirasi awalnya dari pisang. Di Tasikmalaya banyak pisang tanduk lalu dikemas biar ada nilai jualnya dengan menggunakan keju," ujar General Manajer Madtari, Herdiaman, di kedai Madtari, Jalan Rangga Gading No 10, Bandung.

Menu roti bakar, pisang, dan mie instan hampir merata penjualannya. Madtari saat ini punya 43 jenis menu roti bakar. Mulai dari selai kacang, blueberry, stroberi, juga taburan meses cokelat dan serutan keju. Tak lupa roti bakar rasa asin seperti isi kornet dan telur.

Saat ramai, Madtari bisa menyuguhkan hingga 500 porsi roti bakar dalam sehari. Ini karena harganya ramah di kantong. Satu porsi roti bakar dibanderol mulai Rp 8.500-23.500. 

Herdiaman sedikit berbagi tentang rahasia Madtari yang mampu bertahan menjajakan kudapan roti dan pisang bakar sederhana hingga 16 tahun. 

"Di samping menu baru yang dibuat terus yang jelas layanan ditingkatkan. Orang mau cepet berarti layanan harus ditingkatkan. Selain itu, keramahtamahan dan welcome sama pelanggan," ucapnya.

Menurut Herdiaman, Madtari sudah lama menjadi tempat nongkrong mahasiswa. Letak kafenya yang berdekatan dengan beberapa kampus menjadi keuntungan tersendiri.

"Metode pembakaran roti sama dengan yang lain. Bedanya di sini kejunya banyak. Itu yang jadi ciri khas Madtari, kejunya banyak," ujarnya.

Selepas petang, Madtari mulai disesaki pengunjung. Jam operasionalnya yang panjang hingga pukul 02.00 dini hari, membuat Madtari menjadi tempat yang pas untuk bersantai di malam hari bersama teman sambil menikmati hangatnya roti bakar.

"Kalau weekend itu dari luar kota juga ada. Kebanyakan mereka pesan roti blueberry, kacang, keju cokelat stroberi," katanya.

Menu merakyat lainnya yang bisa dinikmati adalah mi instan yang dilengkapi dengan topping yang porsinya juga jumbo, yakni topping telur, keju, dan kornet. Pelanggan yang ingin menyantap porsi besar bisa memilih menu indomi jumbo isi ketiga topping tersebut.

Level kepedasan pun bisa diatur dari satu hingga enam. (TRIBUNJABAR/ISA RIAN FADILAH)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

Jalan Jalan
Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Travel Update
Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Travel Update
3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

Travel Tips
Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Travel Update
Liburan Tahun Baru di Lembah Oya Kedungjati, Cek Dulu Status Buka-Tutupnya

Liburan Tahun Baru di Lembah Oya Kedungjati, Cek Dulu Status Buka-Tutupnya

Travel Update
10 Wisata Dieng Terkenal buat Libur Tahun Baru 2024 

10 Wisata Dieng Terkenal buat Libur Tahun Baru 2024 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com