Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya "River Tubing" di Sungai Tempuran Lumajang, Berani Coba?

Kompas.com - 14/05/2017, 08:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

LUMAJANG, KOMPAS.com - Air Sungai Betoto langsung membasahi sekujur badan begitu ban memasuki jeram pertama. Sungai ini lebih dikenal dengan sebutan Tempuran. Lokasinya di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Riak memuncrat ke arah wajah. Raga terombang-ambing pertanda petualangan sungai sejauh empat kilometer dimulai. 

Siang itu, suara teriakan bercampur gelak tawa rekan-rekan jurnalis dari Jakarta tak henti-hentinya terdengar. Salah satunya Erwin Gumilar, jurnalis dari Majalah Venue. Ia sempat terjerembab saat melewati jeram pertama.

(BACA JUGA: Serunya Menjelajahi Dasar Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang)

"Ha ha ha.. Win kenapa lo?" teriak beberapa rekan sambil tertawa di tengah derasnya sungai.

Dengan sigap para pemandu kegiatan river tubing langsung menolong Erwin. Lalu, petualangan berlanjut. Pohon-pohon bambu di pinggir sungai nan teduh mengiringi kami.

"Tangannya bisa digunakan untuk mengarahkan," kata salah seorang pemandu mengingatkan.

SENDY ADITYA SAPUTRA Seorang jurnalis Majalah Venue, Ervin Gumelar terjungkal dari ban ketika melewati jeram pertama Sungai Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (12/4/2017). Sungai Tempuran menawarkan pengalaman river tubing sejauh empat kilometer dengan jeram-jeram yang menantang.
Penyusuran sungai menggunakan ban memang bikin jantung deg-degan. Dengan modal ban dalam yang telah dipompa dan dimodifikasi sedemikian rupa, jeram-jeram sungai harus siap dilalui. Tak jarang kami kesulitan mengontrol lajunya ban ketika menghantam jeram dan terjungkal.

Bayang-bayang ketakutan ketika menerjang jeram terbayar lunas dengan keseruan dan keindahan alam di sekitar Sungai Tempuran. Udara yang sejuk, bening dan dinginnya air, hijaunya daerah sempadan sungai, dan keramahan pemandu adalah jawabannya. Selain itu, keseruan-keseruan lain seperti lompat dari tebing juga bisa dicoba saat menyusuri Sungai Tempuran.

"Ayo Mas, lompat," ujar seorang pemandu kepada kami untuk mencoba.

Atraksi lompat tebing bisa dicoba di Pos 1 Sungai Tempuran. Di Pos 1 itu juga kami diberikan kesempatan untuk beristirahat. Kami bisa sejenak minum air mineral sebelum meneruskan perjalanan.

SENDY ADITY SAPUTRA Rekan-rekan jurnalis dari Jakarta berjalan menuju titik awal river tubing Sungai Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (12/4/2017). Sungai Tempuran menawarkan pengalaman river tubing sejauh empat kilometer dengan jeram-jeram yang menantang.
Dari Pos Satu, jeram-jeram yang tak kalah menantang masih menyambut kami. Mengikuti arus sungai utama adalah jalan terbaik agar tak terhambat di tengah sungai. Beberapa kali kami harus mengarahkan ban ke pinggir sungai agar bisa menuruni jeram dengan mulus.

Meski berhasil melewati jeram, ada hal menarik yang teringat. Wajah-wajah tegang, teriakan, dan tangan yang memegang erat ban adalah pemandangan yang lazim terlihat. Begitupun teriakan yang terus terdengan hingga titik akhir pengarungan yakni sebuah jembatan.

Kami dijemput dengan sebuah mobil pick-up. Titik akhir penjelajahan Sungai Tempuran ada di Desa Kemuning di Kecamatan Lumajang. Kemudian kami kembali ke titik awal base camp river tubing

SENDY ADITYA SAPUTRA Rekan-rekan jurnalis dari Jakarta menikmati river tubing Sungai Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (12/4/2017). Sungai Tempuran menawarkan pengalaman river tubing sejauh empat kilometer dengan jeram-jeram yang menantang.
River tubing di Sungai Tempuran

Yusuf Pratama selaku Ketua di Tempoeran Tubing mengatakan river tubing di Sungai Tempuran berawal pada akhir tahun 2013. Ide mengembangkan permainan di sungai menggunakan ban tersebut hadir dari teman-teman Yusuf.

"Awalnya itu pertama kami gak sengaja ya. Kami menghabiskan waktu di sungai. Jadi sambil bakar-bakar pisang lalu kita kepikiran mainan jaman dulu. Namanya kintir-kintiran. Dulu pakai pelepah pisang. Lalu timbul ide pakai ban," kata Yusuf saat berbincang dengan rekan-rekan jurnalis beberapa waktu lalu.

Di Sungai Tempuran ada lima jeram yang dilewati. Namun, menurutnya jumlah jeram bisa berubah tergantung cuaca.

"Misalnya ada banjir, bisa ada perubahan jeram," tambahnya.

SENDY ADITYA SAPUTRA Rekan-rekan jurnalis dari Jakarta menikmati river tubing Sungai Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (12/4/2017). Sungai Tempuran menawarkan pengalaman river tubing sejauh empat kilometer dengan jeram-jeram yang menantang.
Ia berkelakar ada beberapa jeram yang bersejarah bagi Tempoeran Tubing. Jeram itu erat kaitannya dengan cerita awal mula river tubing di Sungai Tempuran.

"Kalau ada batu besar dan airnya landai, itu namanya Jeram Topeng. Dulu ceritanya ada waktu survei babat alas (hutan), ada teman kita namanya Topeng, dia tenggelam. Tapi tak meninggal. Kita lihat ekspresinya mukanya ketawa. Sampai 15 menit, sampai menangis baru kita tolongin," ingat dia.

Untuk mencoba river tubing Sungai Tempuran, wisatawan dikenakan biaya Rp 48.000 per orang termasuk biaya penjemputan dari titik akhir penjelajahan, coffee break, dan pendamping. Jika ingin termasuk makan siang, biaya yang dibutuhkan adalah Rp 65.000 per orang.

"Usia minimal 10 tahun. Namun, usia bisa dikondisikan kalau debit sungai kecil. Penyakit khusus dan jantungan tak boleh mencoba river tubing Sungai Tempuran," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com