Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gong "Perdamaian" dan Taman Nostalgia Kupang

Kompas.com - 15/05/2017, 16:48 WIB

Pengunjung terbanyak pada malam hari. Kaum muda Kota Kupang, termasuk pelajar dan mahasiswa, berkelompok ke lokasi ini. Sebagian dari mereka adalah grup band lokal, grup bola basket, pencak silat, dan grup pelawak.

Mereka melakukan atraksi masing-masing di dalam taman ini, terutama pada malam minggu, atau malam menjelang hari libur nasional.

Ada arena khusus untuk pedagang asongan di dekat jalan. Mereka menggelar jualan tiap malam hari, seperti bakso, mi rebus, mi ayam, sate, nasi campur, gorengan, minuman ringan, dan rokok.

Siang hari, tempat itu dipadati oleh pengunjung untuk berekreasi, belajar dan berdiskusi, terutama anak-anak sekolah yang membawa makanan sendiri.

Taman Nostalgia menjadi tempat ekspresi diri warga Kota Kupang dalam berbagai kegiatan, gaya, dan aktivitas. Memang, taman itu disiapkan pemkot untuk warga kota. Inilah taman satu-satunya di Kota Kupang.

Direktris Perkumpulan Inisiatif dan Advokasi Rakyat NTT, Sarah Lery Mboeik, seusai memimpin rakyat Kota Kupang menyalakan lilin sebagai bentuk kepedulian terhadap perdagangan manusia di NTT, mengatakan sangat prihatin dengan kasus perdagangan manusia di NTT saat ini.

Pemerintah menetapkan NTT darurat perdagangan orang, tetapi aksi konkret mengatasi kasus itu masih jalan di tempat. Ia mengatakan, cahaya lilin itu menerangi hati dan pikiran pengambil kebijakan agar memberi perhatian khusus terhadap kasus perdagangan orang NTT.

Sudah ratusan TKI asal NTT tewas di luar negeri ketika mereka ingin mencari keselamatan dan kesejahteraan di negara itu. (KORNELIS KEWA AMA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Mei 2017, di halaman 9 dengan judul "Gong "Perdamaian" dan Taman Nostalgia Kupang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com