Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gong "Perdamaian" dan Taman Nostalgia Kupang

Kompas.com - 15/05/2017, 16:48 WIB

GONG "perdamaian" berdiameter 100 sentimeter dengan berat 120 kilogram terpajang di dalam Taman Nostalgia Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Setiap hari selalu ada rombongan warga Kota Kupang dan sekitarnya yang mendatangi taman seluas 4 hektar itu. Pengunjung melakukan berbagai aktivitas, termasuk membangun perdamaian, dan menyampaikan aspirasi sosial kemasyarakatan.

Sekelompok orang duduk terpisah di sisi Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Senin (24/4/2017). Setiap kelompok mencari tempat sejuk dan bebas dari panas matahari menyengat. Sebagian mereka membawa tikar untuk lesehan sekaligus makanan dan air minum dari rumah.

Taman Nostalgia itu terletak di Kelurahan Oebobo. Taman ini diresmikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2011, bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari.

Di fondasi menara setinggi 10 meter itu, nama Susilo Bambang Yudhoyono terpajang dengan tinta emas.

(BACA: Gong Si Bolong dari Depok, Alat Musik Legendaris yang Terlupakan)

Di tiang menara itu digantung sebuah gong berdiameter 100 cm, disebut ”Gong Perdamaian”. Ada sebanyak 32 simbol (logo) provinsi titik pusat gong.

Mendekati titik pusat lingkaran gong tampak simbol dari enam agama yang diakui resmi di negara ini, yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.

Kepala Bidang Pertamanan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Kupang Alex Poela di Kupang, Senin (24/4/2017), mengatakan, makna dari gong perdamaian adalah Kota Kupang dan Nusa Tenggara Timur sebagai kota dan provinsi dengan tingkat toleransi tertinggi di negara ini.

(BACA: Bukit Kasih di Lereng Gunung Soputan)

Dari Kota Kupang dikumandangkan sebuah pesan tentang perdamaian ke seantero negeri. Perbedaan suku, agama, budaya, suku, dan golongan bukan sebagai pemecah belah bangsa, melainkan sebagai pemersatu.

Kota toleransi

Mantan Presiden SBY waktu itu menilai, NTT layak disebut sebagai provinsi yang sangat tinggi menjunjung toleransi, perdamaian, dan kerukunan antarumat beragama.

Pemerintah pusat enam kali berturut-turut (2011-2016) memberi penghargaan kepada NTT sebagai provinsi dengan tingkat toleransi tertinggi di negara ini.

Semua etnik, suku, agama, budaya, dan ras ada di Kota Kupang dan di kabupaten lain. Kelompok warga dengan latar belakang yang berbeda itu sering memanfaatkan Taman Nostalgia untuk menyampaikan berbagai aspirasi. Penghentian perdagangan manusia, pengusutan kasus korupsi, penghapusan angka kemiskinan dan rawan pangan.

Terdapat 45 titik kumpul yang dibangun dengan tempat duduk dari bangku dari semen. Taman ini dilengkapi sejumlah fasilitas di arena seluas 4 hektar. Di sana ada ayunan, prosotan, lapangan basket, kolam pemancingan, arena pentas, dan deretan bangku panjang di sejumlah titik.

Anak-anak sekolah sering dibawa ke tempat itu oleh guru mereka untuk belajar tentang Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI di sekitar kawasan gong perdamaian itu.

Siang hari itu, misalnya, siswa kelas I-II Sekolah Dasar Suka Damai di Tuapukan, Kabupaten Kupang, datang belajar bersama guru mereka di tempat itu.

Irma Foeh (32), ibu guru SD Suka Damai, mengatakan, ia membawa para siswa untuk belajar tentang kerukunan hidup antar- umat beragama, sekaligus berekreasi. Mereka memilih tempat itu karena ada gong perdamaian dan tempat itu cocok untuk rekreasi.

”Kami belajar tentang agama, tetapi kami padukan dengan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, kerukunan antarumat beragama, dan perdamaian. Di sini, mereka juga menghafal sila-sila Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Foeh.

KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA Inilah salah satu pintu masuk Taman Nostalgia Kota Kupang, Senin (24/4).
Pada kesempatan tertentu masyarakat Kota Kupang menyalahkan lilin di taman ini. Hal ini sebagai bentuk keprihatinan atas suatu persoalan, seperti perdagangan manusia, busung lapar dan gizi buruk yang merenggut korban nyawa para anak di balita, pemerkosaan anak di bawah umur, dan kasus-kasus korupsi.

Pengunjung terbanyak pada malam hari. Kaum muda Kota Kupang, termasuk pelajar dan mahasiswa, berkelompok ke lokasi ini. Sebagian dari mereka adalah grup band lokal, grup bola basket, pencak silat, dan grup pelawak.

Mereka melakukan atraksi masing-masing di dalam taman ini, terutama pada malam minggu, atau malam menjelang hari libur nasional.

Ada arena khusus untuk pedagang asongan di dekat jalan. Mereka menggelar jualan tiap malam hari, seperti bakso, mi rebus, mi ayam, sate, nasi campur, gorengan, minuman ringan, dan rokok.

Siang hari, tempat itu dipadati oleh pengunjung untuk berekreasi, belajar dan berdiskusi, terutama anak-anak sekolah yang membawa makanan sendiri.

Taman Nostalgia menjadi tempat ekspresi diri warga Kota Kupang dalam berbagai kegiatan, gaya, dan aktivitas. Memang, taman itu disiapkan pemkot untuk warga kota. Inilah taman satu-satunya di Kota Kupang.

Direktris Perkumpulan Inisiatif dan Advokasi Rakyat NTT, Sarah Lery Mboeik, seusai memimpin rakyat Kota Kupang menyalakan lilin sebagai bentuk kepedulian terhadap perdagangan manusia di NTT, mengatakan sangat prihatin dengan kasus perdagangan manusia di NTT saat ini.

Pemerintah menetapkan NTT darurat perdagangan orang, tetapi aksi konkret mengatasi kasus itu masih jalan di tempat. Ia mengatakan, cahaya lilin itu menerangi hati dan pikiran pengambil kebijakan agar memberi perhatian khusus terhadap kasus perdagangan orang NTT.

Sudah ratusan TKI asal NTT tewas di luar negeri ketika mereka ingin mencari keselamatan dan kesejahteraan di negara itu. (KORNELIS KEWA AMA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Mei 2017, di halaman 9 dengan judul "Gong "Perdamaian" dan Taman Nostalgia Kupang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com