LUMAJANG, KOMPAS.com - Tiga ratus enam puluh derajat sejauh mata memandang hanya ada tanaman teh di tengah perjalanan. Saat itu pagi masih belum menunjukkan tajinya.
Perkebunan Teh Kertowono, Kecamatan Guci Alit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih berselimut gelap dan hening.
Jam tangan menunjukkan sekitar pukul 05.00 WIB. Sesuai dengan rencana, saya beserta rombongan jurnalis dari Jakarta mulai beranjak dari sebuah bangunan tua tempat kami menginap. Mobil di depan sudah menunggu.
"Ayo cepat.. cepat," kata seorang rekan, Sendy yang juga ikut dalam perjalanan mengajak naik ke mobil.
Kami akan menuju sebuah titik pengamatan matahari terbit bernama Puncak Kampung Baru atau yang dikenal dengan Bukit Inspirasi.
Di Bukit Inspirasi, kami bisa melihat pemandangan matahari terbit dengan panorama yang beragam. Tentunya tanaman teh, jajaran gunung, bahkan hingga Samudera Hindia.
Udara menghampiri melalui jendela mobil yang terbuka. Dari jendela itu pula, terlihat beberapa warga setempat berjalan kaki menuju ke kebun teh untuk bekerja.
"Permisi.. mari bu," sapa saya ketika mobil berpapasan dengannya.
Samar-samar mereka melemparkan senyum ke penumpang di mobil. Ada pula yang mengangguk dan melambaikan tangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.