Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Ekstrem, Saling Hantam Balok Kayu di Sulawesi Selatan

Kompas.com - 19/05/2017, 17:07 WIB
Abdul Haq

Penulis

TAKALAR, KOMPAS.com - Sebuah tradisi unik digelar oleh warga Desa Sampulungang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dalam menyambut pesta panen raya. Tradisi ini dihadiri oleh ribuan warga lantaran prosesinya yang terbilang unik, di mana peserta ritual saling hantam balok kayu serta batu. Namun, peserta tak merasakan sakit atau pun terluka.

Tradisi Apadekko yang digelar setiap tahun secara turun-temurun ini mulai digelar pada pukul 11.00 Wita, diawali dengan ritual memanjatkan doa keselamatan di salah satu rumah tokoh adat setempat. Usai memanjatkan doa, seluruh peserta diwajibkan meminum air putih yang disuguhkan oleh ketua adat yang dipercaya mampu menghindari sakit dan luka saat prosesi ritual dilakukan.

"Setiap tahun kami lakukan secara turun temurun setelah kami panen padi, dan ini sudah menjadi tradisi kami," kata Mustafa Daeng Liwang (80), ketua adat setempat pada Kamis (18/5/2017).

Setelah ritual doa bersama dilakukan, tradisi dilanjutkan dengan arak-arakan mengelilingi kampung disertai dengan tabuhan gendang tradisional. Berakhir dengan berziarah ke makam leluhur sebagai simbol penghormatan kepada nenek moyang.

Usai berziarah, seluruh peserta yang dipimpin oleh ketua adat kemudian berjalan menuju sumur tua sekadar untuk membasuh wajah. Setelah itu peserta kemudian menuju pohon beringin raksasa setinggi 70 meter yang sekaligus menjadi lokasi digelarnya tradisi Apadekko.

Puncak ritual dari tradisi ini yakni dengan menumbuk lesung padi yang dilakukan oleh kalangan wanita dibantu dengan puluhan pria. Irama tumbukan lesung padi membuat peserta pria menari hingga terlibat saling hantam alu atau balok kayu. Setiap hantaman balok kayu harus berakhir jika balok kayu tersebut patah. Tak hanya saling hantam balok kayu, peserta juga saling hantam batu yang disertai dengan sorakan warga.

"Sangat luar biasa, baru kali ini saya lihat tradisi kayak begini," kata Reny (25) salah seorang pengunjung yang sengaja datang untuk menyaksikan tradisi ini.

Uniknya meski peserta pria terlibat saling hantam balok kayu dan batu, tak satu pun peserta yang terluka dan merasakan sakit.

"Tidak sakit, kayak kapas saja yang sentuh kulit kalau dihantam balok," kata Daeng Lalang (31) salah seorang peserta ritual.

Tradisi Apadekko ini berakhir pada pukul 16.00 Wita, di mana seluruh alu yang digunakan untuk menumbuk lesung patah setelah digunakan saling menghantam antar peserta. Pihak tokoh adat setempat sendiri memperkirakan bahwa tradisi ini digelar sejak ratusan tahun yang lalu lantaran dilakukan sudah turun-temurun setiap tahunnya.

"Kalau awal dimulainya saya tidak tahu sebab sejak saya masih kecil ini sudah dilakukan bahkan dari nenek dan buyut saya," kata Mustafa Daeng Liwang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com