Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Terowongan Peninggalan Jepang di Bawah Kota Bukittinggi

Kompas.com - 20/05/2017, 13:08 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

BUKITTINGGI, KOMPAS.com - Bukittinggi bisa digadang sebagai salah satu kota wisata andalan di Sumatera Barat. Kehidupan begitu bewarna dengan pariwisata yang maju, roda pereknomian yang berputar cepat.

Di waktu liburan, seluruh hotel di Bukittinggi habis dipesan, seluruh restoran penuh terisi dan saking ramainya tak jarang Kota Bukittinggi ditutup bagi kendaraan bermotor.

Namun tak jauh di bawah Kota Bukittinggi, sekitar 60 meter di bawah permukaan Kota Bukittinggi, terbentang terowongan yang dibangun Jepang dengan panjang enam kilometer.

"Coba perhatikan bangunan di Bukittinggi tak ada yang tinggi, paling tinggi hanya Jam Gadang. Ini karena ditakutkan jika dibangun terlalu tinggi, fondasi akan bertemu dengan Lobang Jepang dan ambruk," kata pemandu wisata Lobang Jepang, Ahmed, Minggu (30/4/2017).

(BACA: Jam Gadang, Ikon Wisata Bukittinggi)

Lobang Jepang saat ini memang dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, dengan total panjang 1,5 kilometer yang dapat dijelajah wisatawan. Sisanya ditutup oleh pemerintah.

KOMPAS.COM/ GARRY ANDREW LOTULUNG Lubang Jepang di Bukittinggi, Sumatera Barat
"Konon lobang ini bisa mengarah sampai ke Jam Gadang. Kalau dibuka semua takut oksigennya tak cukup, lagi pula panjang segini saja banyak wisatawan yang nyasar," kata Ahmed.

Untuk masuk ke Lobang Jepang ada dua pintu masuk, satu dari Taman Panorama dan yang ke dua dari pintu masuk samping jalan raya yang mengarah ke Ngarai Sianok.

Ahmed bercerita jika saat pembangunan Lubang Jepang tak ada masyarakat Bukittinggi yang tahu. "Saya pernah tanya orang Bukittinggi, generasi yang hidup tahun 50-an tak ada yang tahu Lobang Jepang ini," kata Ahmed.

(BACA: Inilah Wisata Anti-mainstream ala Bukittinggi)

Pembangunan Lobang Jepang selama kurang lebih tiga tahun, dari tahun 1944 disebutkan Ahmed memang dirahasiakan oleh Jepang dan dilakukan di malam hari. Para pekerja paksa Lobang Jepang rata-rata adalah pekerja paksa dari daerah Jawa.

KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG Pemandu menjelaskan fungsi ruang di Lubang Jepang.
"Banyak juga petani yang bawa hasil tani dari Kota Gadang ke Bukittinggi yang diculik, tetapi mereka tak disuruh kerja di sini. Di kirim ke Jawa buat lobang Jepang lainnya. Ini dilakukan agar para pekerja tak bisa kabur karena tak tahu medan setempat," kata Ahmed.

Sambil menelusuri Lobang Jepang, Ahmed menjelaskan tentang bentuk lubang yang tak lagi asli. Kini dindingnya telah disemen, bagian alas ditutup batu konblok, dan diberi pencahayaan lampu listrik.

"Aslinya tak setinggi ini. Dulu ketika pertama kali dibuka untuk umum tahun 1986 banyak wisatawan asing yang tinggi-tinggi, jadi lubang Jepag ini dikeruk bagian bawahnya agar tambah tinggi," kata Ahmed.

Ada 21 lorong di Lobang Jepang yang dahulu menurut Ahmed memiliki banyak fungsi, seperti barak tentara, ruang sidang, kamar komando, pintu penyergapan, pintu pelarian, sampai dapur pembantaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com