Ke depan, menurut Tuti, sejumlah rumah warga juga akan dimanfaatkan menjadi homestay. Setiap pengunjung yang menginap bisa mencoba bagaimana rasanya menjadi warga yang tinggal di pedukuhan.
"Jadi rumah yang disiapkan apa adanya tidak ditambah-tambah. Cuma dari segi kebersihan memang lebih diperhatikan. Makanan yang disiapkan di homestay itu juga apa adanya. Tidak menu yang aneh-aneh," kata Tuti seraya menyebut rencana pedukuhan wisata itu sudah bisa dimulai sebelum Lebaran tahun ini.
Seorang penjual lotek, Sri Agus (55), mengatakan, dirinya memadukan sayur bayam dan daun pegagan untuk memberikan sensani yang berbeda ketika menyantapnya.
Uniknya, daun pegagan yang menjadi bahan utama lotek itu dipetik langsung dari pot. Setiap daun pegagan yang dipetik langsung dicuci Sri sebelum dicampur menjadi satu dengan bayam dan sambal kacang.
"Syukur pembelinya juga banyak dari wilayah sini (Kalibawang). Tapi ada juga yang dari Sleman, Yogyakarta, sampai Kudus juga ada. Mereka biasanya kalau mau beli kirim pesan singkat dulu. Mereka tahu setelah pernah berkunjung ke sini," kata Sri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.