Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maubesi dan Motadikin yang Menggoda

Kompas.com - 29/05/2017, 10:07 WIB

Para nelayan yang berdiam di bibir pantai sangat ramah. Mereka menyapa setiap pengunjung dengan sapaan maun yang berarti saudara atau teman.

Para nelayan ini tidur di rumah panggung dengan ketinggian sekitar 4 meter dari permukaan tanah. Tujuannya untuk menghindari banjir dan ancaman buaya.

Petugas lapangan Dinas Pariwisata Kabupaten Malaka, Yoseph Aleksander Kali, yang berjaga di depan pos pintu masuk pantai mengatakan, jumlah pengunjung pantai terus meningkat.

Pada 2014, jumlah pengunjung rata-rata 500 orang per bulan dan pada tahun 2016 meningkat jadi 2.000 pengunjung. Pengunjung terbanyak pada hari Minggu dan hari libur.

Malam penutupan tahun 2016, sekitar 10.000 orang memadati pantai itu. Mereka membuat api unggun, bermain musik, memasak makanan, dan berpesta secara kelompok sampai pagi hari. Bahkan, sebagian dari mereka bermalam di pantai.

”Jumlah pengunjung ini sesuai jumlah karcis yang dikeluarkan. Sejak tahun 2016, diberlakukan karcis masuk pantai atau kawasan cagar alam. Orang dewasa Rp 2.000 per orang, anak-anak Rp 1.000 per orang, kendaraan roda empat Rp 5.000 per unit, dan sepeda motor Rp 3.000 per unit,” kata Kali.

Tahun 2002, Pemda Belu membangun 10 lopo, rumah teduh berbentuk lingkaran berukuran sekitar 12 meter persegi dengan bangku duduk. Bangunan ini dilengkapi kamar mandi dan kakus.

Lopo beratap ilalang tanpa dinding. Satu unit lopo cukup untuk 10 orang. Sayang, bangunan tersebut tidak dirawat. Lopo-lopo itu diterjang angin hingga rusak pada 2010.

Tidak hanya lopo, akses jalan menuju pantai perlu pembenahan. Jarak dari Betun, baik menuju Pantai Motadikin maupun kawasan Cagar Alam Maubesi, hanya 15 km, tetapi butuh waktu 50 menit untuk mencapai pantai itu. Ruas jalan berlubang di sepanjang jalan.

Kali mengatakan, ke depan Dinpar Malaka berencana melibatkan masyarakat setempat untuk menjaga kawasan Cagar Alam Maubesi, termasuk Pantai Motadikin.

Mereka bertugas menjaga keamanan dan ketertiban pantai, menjaga kebersihan, menjaga kerimbunan pohon-pohon, baik di kawasan cagar alam maupun di wilayah pantai wisata. (KORNELIS KEWA AMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com