Atas keberhasilan budidaya labu madu, Yoyon bersama teman-teman juga mencoba menggagas agrowisata petik buah labu.
“Jika di Purbalingga ada wisata petik buah jambu dan stroberi, kami mencoba mengembangkan agrowisata petik labu madu. Mungkin bentuknya yang unik dan belum banyak ditemui bisa menjadi daya tarik wisatawan,” kata Yoyon.
Realisasi pengembangan agrowisata petik buah labu madu memang sangat memungkinkan. Terlebih mengingat desa tersebut berada di sebelah Desa Wisata Limbasari yang dikenal dengan kampung batik dan petualangan air river tubing yang tak pernah sepi pengunjung.
Menurut Yoyon, harga paket wisata petik buah labu madu dapat dipatok sangat terjangkau. Pasalnya saat ini, kelompoknya baru menjual varietas buah dengan bentuk unik ini seharga Rp 20.000 per kilogram.
Harga ini sangat jauh di bawah harga di pasar modern ibu kota yang bisa mencapai Rp 50.000 sampai Rp 70.000 per kilogram.
“Untuk tahap awal, kami menyiapkan sejumlah spot untuk para pengunjung berfoto secara gratis. Bayar hanya jika mau membeli. Selain buah labu madu, di kebun kami juga ada labu kuning, labu hijau, dan tanaman holtikultura lainnya,” katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.