Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Coba Kalkun Bakar? Hmm... Rasanya Gurih dan Empuk

Kompas.com - 01/06/2017, 16:28 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Sudah pernah mencoba daging kalkun? Jika belum, jangan ragu untuk mencobanya. Sajian yang terbilang unik dan masih jarang dijajakan di Bandung ini bisa didapat di kafe Master Kalkun.

Beragam menu kalkun tersedia dengan sentuhan bumbu western, yaitu kalkun creamy pasta, kalkun baked rice, kalkun steak, kalkun wing, crispy kalkun, kalkun leg, dan kalkun tomahawk.

Bagi pengusaha rumah makan, mendapatkan kalkun bukanlah perkara mudah.

Pemilik Master Kalkun, Fajar Affandi pernah mendapat pemasok lokal, tapi ia tak bisa mendapatkan kalkun secara langsung setelah dipesan.

Ia pun mencari pemasok kalkun impor. Meski lebih mahal, kalkun impor bisa didapat secara langsung.

(BACA: Bedanya Rasa Daging Kalkun dan Ayam)

Menurutnya, kalkun lokal dan impor masing-masing memiliki keunggulan. Kalkun lokal cenderung bertekstur lebih kasar, tapi membawa rasa gurih yang lebih kuat.

Sementara kalkun impor memiliki tekstur lebih lembut dan pengolahan lebih mudah karena daging sudah empuk.

Kalkun yang dipakai di sini minimal berbobot 5 kilogram. Kalkun paling besar berukuran 8 kilogram. Untuk kalkun 8 kilogram, Fajar bisa memakainya untuk 35 porsi.

Dagingnya yang besar membuat proses pemanggangannya pun cukup lama. Butuh empat sampai enam jam untuk memanggang kalkun. Itu pun masih 3/4 matang.

(BACA: Cari Kalkun Bakar di Jakarta, Ini Dia Tempatnya...)

Setelah itu, daging direcah. Saat pesanan datang, kalkun kembali dipanggang hingga sepenuhnya matang.

TRIBUN JABAR/ISA RIAN FADILAH Kalkun bakar.
"Dagingnya dimarinasi satu jam supaya bumbu meresap. Aroma kalkun itu kuat jadi harus dimarinasi, salah satunya pakai bombay untuk menghilangkan baunya," ujar Fajar Affandi, saat ditemui di kafenya, Jalan Sukaresmi No 2B, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/5/2017).

Menu terkecil di sini mengandung 50-80 gram daging kalkun. Jika anda mencari kepuasan, pilihlah menu kalkun tomahawk. Menu ini merupakan paha kalkun 200 gram yang dipanggang dan disajikan bersama kentang goreng atau nasi mentega.

Pelanggan pun bisa memilih dua jenis saus, yaitu saus barbecue atau saus jamur.

Berbeda dengan sebagian besar menu kalkun yang dipanggang, menu crispy kalkun digoreng. Menu ini berisi daging 120 gram tanpa tulang yang telah dibungkus tepung krispi.

"Kalau yang belum mencoba kalkun biasanya coba kalkun steak. Yang sudah mengenal kalkun biasanya pesan paha dan sayap kalkun," kata Fajar.

Menu kalkun di sini bisa dinikmati dengan harga mulai Rp 35.000 sampai Rp 85.000.

Selain Minggu, Master Kalkun beroperasi setiap hari pukul 13.00 hingga 21.00. Pada Ramadhan, kafe ini bisa dikunjungi mulai pukul 15.00 hingga 21.30.

Rendah Lemak

Menurut Fajar, kalkun memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dibanding ayam, bebek, sapi, dan kambing. Kalkun juga mengandung protein tertinggi kedua setelah sapi.

Bagian dada kalkun memiliki kadar lemak dan kolesterol yang sangat rendah. "Saya memasok 20 kilogram daging kalkun dalam seminggu," katanya.

Ide membuka kafe kalkun berawal rasa penasaran Fajar akan rasa daging kalkun. Lantaran belum pernah mencobanya, ia membuat menu kalkun sendiri.

TRIBUN JABAR/ISA RIAN FADILAH Kalkun bakar
Pada 2012 ia baru mendapat pemasok kalkun dari Lampung. Berkat bantuan sang teman yang terampil meracik bumbu, Fajar mampu membuat kalkun yang dirasa lezat dan layak jual.

Master Kalkun pertama dijual di dalam sebuah tenda di pinggir Jalan Cihampelas. Hal ini dilakukan supaya bisa menarik perhatian masyarakat.

Tujuan utamanya saat itu tak lain untuk mensosialisasikan menu kalkun. Selama tiga bulan, Master Kalkun belum mendapat respons yang baik dari pembeli.

Setelah berjalan setengah tahun, jerih payah Fajar membuahkan hasil. Pengunjung mulai berdatangan mencicipi menu kalkunnya. Setelah cukup berhasil menarik pengunjung, ia memutuskan tak lagi menjual di tenda. Ia pindah ke sebuah kafe yang ditempati saat ini. (Tribun Jabar/Isa Rian Fadilah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com