Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2017, 17:05 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JJAKARTA, KOMPAS.com – Selain Nasi Liwet Solo, Indonesia juga punya ragam nasi yang berbumbu dan bercita rasa gurih. Antara lain nasi lemak, nasi uduk, nasi megono, nasi gemuk, dan lainnya.

Salah satu jenis nasi yang populer hingga kini ialah liwet yang masuk tatar sunda yaitu Nasi liwet bandung, atau dikenal dengan "sangu liwet" khas Sunda.

"Proses pembuatan nasi liwet sunda disebut "ngaliwet". Ngaliwet dalam Tatar Sunda umumnya memakai ketel/kastrol atau panci, dimasak bersama bumbu-bumbu namun tanpa santan. Bumbunya antara lain garam, bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, lengkuas, cabe, santan, minyak kelapa,” ujar Teddi Muhtadin, Dosen Sastra Sunda Universitas Padjajaran kepada KompasTravel, Kamis (8/6/2017).

BACA: Berikut Asal Sejarah Nasi Liwet di Indonesia

Di balik kelezatannya, nasi liwet khas sunda menyimpan cerita. Berasal dari kehidupan masyarakat perkebunan, nasi liwet sunda lahir dari alasan penghematan.

“Itu sebenernya dulunya malah lahir dari penghematan, jadi nasi yang sekalian dimasukin lauk pauk di dalamnya,” ujar Murdijati Gardjito, ahli gastronomi yang juga peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada (UGM).

Ia menceritakan bahwa dahulu masyarakat di Tanah sunda Untuk mencapai perkebunannya harus melewati jarak yang cukup jauh. Setelah sampai kebun pun, jauh dari sumber makanan. Oleh karena itu nasi liwet dibawa dengan tempat memasak, ketel atau kastrolnya yang tertutup rapat.

KOMPAS/PRIYOMBODO Makanan santri atau dikenal dengan sebutan Deungeun Santri yang terdiri dari nasi liwet, ikan peda, lalapan dan sambal. Deungeun Santri biasa dimasak oleh para santri di di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Maksud hal tersebut ialah agar nasi yang sudah bercampur lauk tersebut tahan lama dari pagi hingga siang, bahkan tetap hangat dimakan. Jika ingin memanaskan pun cukup menaruh ketelnya langsung diatas pembakaran.

“Nasi liwet di Sunda tujuannya penghematan, beda sama di Jawa. Karena orang sunda dulu makan nasi sama ikan asin dan sambal aja cukup, selesai. Untuk sayurnya dia tinggal ngambil langsung di kebunnya, biasa dinamakan lalapan,” ujar Murdijati.

BACA: Jangan Salah Kaprah, Ini Sebenarnya yang Dimaksud Nasi Liwet

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

5 Tips Berkunjung ke Flona 2023 di Lapangan Banteng, Datang Sore Hari

5 Tips Berkunjung ke Flona 2023 di Lapangan Banteng, Datang Sore Hari

Travel Tips
7 Spot Foto di Pameran Flona 2023, Hasilnya Instagramable

7 Spot Foto di Pameran Flona 2023, Hasilnya Instagramable

Travel Tips
Sempat Tutup 50 Tahun, Peninggalan Kekaisaran Romawi Kuno Ini Buka Kembali

Sempat Tutup 50 Tahun, Peninggalan Kekaisaran Romawi Kuno Ini Buka Kembali

Travel Update
7 Aktivitas di Pameran Flona 2023, Bisa Cuci Mata dan Beli Tanaman

7 Aktivitas di Pameran Flona 2023, Bisa Cuci Mata dan Beli Tanaman

Jalan Jalan
Bromo Perketat Pengawasan terhadap Pengunjung, Periksa Barang Bawaan

Bromo Perketat Pengawasan terhadap Pengunjung, Periksa Barang Bawaan

Travel Update
Pasca-kebakaran, Pemulihan Ekosistem di Bromo Perlu Biaya Rp 3,5 Miliar

Pasca-kebakaran, Pemulihan Ekosistem di Bromo Perlu Biaya Rp 3,5 Miliar

Travel Update
Pemulihan Kawasan Bromo Akibat Karhutla Butuh Waktu hingga 5 Tahun

Pemulihan Kawasan Bromo Akibat Karhutla Butuh Waktu hingga 5 Tahun

Travel Update
Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru, Ada dari Indonesia

Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru, Ada dari Indonesia

Travel Update
20 Tempat Wisata di Gorontalo, Ada Taman Laut dan Danau

20 Tempat Wisata di Gorontalo, Ada Taman Laut dan Danau

Jalan Jalan
Mulai 2024, Terbang dari Singapura Tidak Perlu Tunjukkan Paspor

Mulai 2024, Terbang dari Singapura Tidak Perlu Tunjukkan Paspor

Travel Update
Target PAD Pariwisata Ponorogo Naik Jadi Rp 4,5 Miliar

Target PAD Pariwisata Ponorogo Naik Jadi Rp 4,5 Miliar

Travel Update
Cara ke Pameran Flona 2023 Naik KRL, MRT, dan TransJakarta

Cara ke Pameran Flona 2023 Naik KRL, MRT, dan TransJakarta

Travel Tips
Sore di Buperta Cibubur, Healing Sejenak Nikmati Sunset di Tepi Danau

Sore di Buperta Cibubur, Healing Sejenak Nikmati Sunset di Tepi Danau

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Imagispace di Jakarta, dari Tiket Masuk sampai Tips

Panduan Lengkap ke Imagispace di Jakarta, dari Tiket Masuk sampai Tips

Travel Tips
Daftar Kota Paling Padat Turis di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Daftar Kota Paling Padat Turis di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com