SLEMAN, KOMPAS.com - Selain desain rumahnya yang khas mirip rumah teletubbies. Kompleks perkampungan yang berada di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman juga memiliki makanan yang khas.
Makanan tersebut yaitu lempeng dari olahan bonggol pisang (bagian bawah dari batang pohon pisang).
Dia adalah Ngadiyem (64), salah seorang warga dari Dusun Nglepen yang menginisiasi pembuatan lempeng dari bahan bonggol pisang.
"Inisiatif sendiri. Awalnya ada pembelajaran dari anak-anak KKN, tapi dibuat steak. Terus coba-coba sendiri dibuat lempeng," kata Ngadiyem di rumahnya, Kamis (8/6/2017).
(BACA: Soganli Tavuk, Kuliner Bersejarah Asal Turki Sejak Tahun 1300)
Perbedaan yang paling kentara dari lempeng yang dibuat dari bahan dasar beras adalah warnanya. Lempeng beras berwarna putih, sedangkan lempeng bonggol pisang berwarna hitam.
Lempeng bonggol pisang ini dibuat dan diolah sendiri oleh Ngadiyem. Namun tetap tetap bernaung di bawah desa wisata.
Bahannya sendiri terbuat dari bonggol pisang, tepung tapioka, telur, bawang putih, bawang merah, pala, merica, garam.
Bonggol pisang sebelum diolah digiling terlebih dahulu dengan penggiling daging lalu dicampur bahan-bahan yang lain. Terakhir diiris dan dikemas. Lempeng ini siap dihidangkan setelah digoreng terlebih dahulu.
Harganya sendiri Rp 26.000 per kilogram. Namun, dijual per bungkus dalam kemasan perempat kilogram.
Ngadiyem hanya menjual lempeng bonggol pisang di warung depan rumahnya. Para pembeli biasanya mengambil langsung ke rumahnya, tidak jarang juga yang menjualnya kembali di luar sebagai oleh-oleh.
Menurut Ngadiyem, peminat lempeng bonggol pisang tidak sedikit bahkan banyak juga yang dari luar kota. "Banyak yang pesan, mungkin karena rasanya unik," katanya.
Selain rasanya yang unik makanan ini diminati karena khasiatnya diyakini dapat mengobati asam urat. (Tribun Jogja/Kholid Anwar)
Ingin mencoba wisata cruise gratis Singapura - Malaka - Singapura? Caranya gampang, ikuti kuis dari Omega Hotel Management di sini. Selamat mencoba!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.