Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Jalanan adalah Leluhurmu

Kompas.com - 12/06/2017, 07:41 WIB

Di tempat itu, pemburu makanan bisa menikmati kuliner kaki lima yang sebelumnya hanya bisa dilihat di televisi ataupun majalah. Chef yang dibawa pun benar-benar berasal dari negara asalnya. Makanan mereka dikurasi dan dipilih ketat untuk menjaga kualitas nama Makansutra.

Keunikan dan kelezatan makanan kaki lima mengundang banyak pengunjung datang. Kemeriahan festival makanan jalanan ini sudah terasa sejak hari pertama dibuka. Pada Rabu (31/5/2017), tepat pukul 16.00, saat gerbang dibuka, pemburu makanan langsung mengantre di gerai-gerai makanan favorit mereka.

Tahun sebelumnya, atau pada 2016, pengunjung mencapai 70.000 orang. Tahun ini antrean pembeli juga memanjang. Pengunjung bahkan rela mengantre lebih dari sejam untuk mendapatkan martabak cokelat dari Indonesia; nasi lemak dari Malaysia; atau sisig paella, makanan legendaris dari Filipina.

Berkembang

KF Seetoh, penggagas acara World Street Food Congress and Jamboree, yang berinisiatif membawa makanan jalanan yang berkualitas mendunia.

Menurut dia, makanan kaki lima tak pernah ada matinya. Makanan ini bahkan berkembang di banyak negara dan menjadi alternatif utama orang bersantap. Penikmatnya hampir berasal dari semua kalangan.

Bahkan, chef kondang Anthony Bourdain yang sudah malang melintang di dunia kuliner dan kerap menghidangkan makanan fine dining pun jatuh cinta pada kaki lima.

Lewat makanan jalanan, menurut Seetoh, pembeli tak hanya mendapatkan rasa, tapi juga suasana, dan tentu saja cerita. Sejarah tentang martabak manis adalah salah satunya.

”Martabak manis ini bisa bercerita tentang sejarah leluhurmu (Indonesia) tentang migrasi masyarakat Tiongkok yang membawa hok lo pan (kue terang bulan) ke Bangka. Dari Bangka kue ini berakulturasi dengan rasa lokal dan Barat, jadilah martabak cokelat kacang. Kini di era modern, martabak manis bertransformasi menjadi martabak cokelat ala piza. Ini adalah heritage bangsamu,” kata Seetoh menjelaskan kepada Kompas.

Cerita yang sama bisa didapatkan dari makanan legendaris putu mayam. Makanan tersebut aslinya berasal dari India selatan, tetapi populer di Malaysia. Makanan ini juga dikenal dengan nama kue precet atau petulo di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com