Semakin masuk ke dalam, kawasan pertama yang ditemui adalah permukiman pegunungan. Gambaran desa masa lalu di Jeju begitu terlihat dengan jalan setapak yang dibatasi dengan tembok-tembok batu yang hanya disusun, tanpa disemen.
Begitu pula bangunannya, dengan tembok yang terdiri dari susunan batu dan menggunakan "semen" sederhana berupa tanah liat kering sebagai perekat. Atapnya menggunakan jerami kering berwarna cokelat.
Untuk menghadirkan suasana dari periode 1890-an, maka bangunan dan rumah itu pun dilengkapi boneka yang memperlihatkan "penghuni" yang sedang beraktivitas di dalamnya, dari membakar kayu, atau membuat perlengkapan bertani.
Bentuk bangunan dengan arsitektur sederhana yang terbuat dari batu ini juga terlihat di kawasan lain, seperti permukiman nelayan atau permukiman keagamaan.
Namun, yang membedakannya hanya "aktivitas" yang diperlihatkan. Di permukiman nelayan misalnya, maka akan terlihat boneka "penghuni" rumah yang beraktivitas membuat jaring untuk menangkap ikan.
Namun, struktur sosial dalam masyarakat Jeju di masa lalu digambarkan begitu nyata. Sebab, di tiap kawasan terlihat juga rumah yang dihuni orang biasa, orang kaya, hingga bangsawan.
Selain rumah, kita juga bisa menemukan penjara, bengkel pembuatan jaring dan kapal, hingga pembuatan instrumen pertanian, juga tempat penggilingan.
Sedangkan di kawasan Jeju Yeongmun, kita akan menemukan bentuk bangunan pemerintahan di masa Dinasti Joseon, juga gambaran aktivitasnya.
Di sini kita akan menemukan bangunan megah seperti istana, yang berfungsi sebagai lokasi administrasi pemerintahan.
Keunikan Jeju Folk Village dalam menghadirkan suasana perkampungan Korea masa lalu, terutama dari era Dinasti Joseon, membuat tempat ini dijadikan lokasi syuting film Dae Jang Geum.
Film yang dikenal juga dengan judul Jewel in the Palace ini memang cukup fenomenal di Korea Selatan, bahkan ditayangkan juga oleh 59 negara lain, termasuk Indonesia.
Film itu sendiri diangkat dari kisah inspiratif Jang-geum, perempuan yang memulai karier sebagai koki istana hingga kemudian dikenal sebagai tabib perempuan pertama di Dinasti Joseon.