Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Belanja di Kampung Batik Semarang

Kompas.com - 17/06/2017, 11:24 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Membeli batik di toko atau butik mungkin sudah biasa. Bagaimana jika membeli batik langsung di kampung perajinnya, bahkan ikut membuatnya?

Tim Merapah Trans Jawa sempat menyambagi Kampung Batik yang ada di Semarang, Jawa Tengah saat memantau kegiatan mudik 2017. KompasTravel yang termasuk dalam tim tersebut menyusuri kampung yang penuh coretan batik di setiap sisinya.

Kampung ini terletak tak jauh dari Kota Lama dan Pasar Johar. Di antara keduanya terdapat Bundaran Bubakan, di sini terdapat jalan masuk dengan gapura besar bertuliskan Kampung Batik Semarang.

KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu sanggar batik rumahan di Kampung Batik Semarang yang menyediakan aneka sandang dan suvenir batik, Jumat (16/6/2017).
Baru selangkah menyusuri lorong kampung, wisatawan sudah diarahkan oleh keramahan warga Kampung Batik.

“Mau kemana mas, kalau mau bikin batik ke sana. Kalau tokonya banyak. Tapi parkirnya di sana aja,” ujar laki-laki paruh baya yang sedang berjalan di kampungnya.

(BACA: Bingung Cari Batik Khas Semarang? Ini Tempatnya...)

Aktivitas warga di sana tak berbeda jauh dengan kampung pada umumnya, tetapi mata pencaharian mereka tak jauh dari kain batik khas Semarang.

KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana Kampung Batik Semarang, Desa Bojong, Semarang Timur, Jawa Tengah, kini terlihat lebih rapi dan indah dengan lukisan-lukisan bertemakan batik di berbagai temboknya, Jumat (16/6/2017).
KompasTravel mencoba masuk ke salah satu rumah perajin bertuliskan Batik Arjuna Semarang Jumat (16/6/2017). Salah satu perajin wanita menyambut saya, sembari meliuk-liukkan canting batiknya di atas kain.

Mutiah (36), terlihat sedang membuat batik semarang bermotif burung blekok. Ia pun menawarkan ragam batik semarang yang ada di butik tempat ia bekerja.

(BACA: Melihat Lebih Dekat Batik Khas Raja Ampat)

Harga batik yang dibanderol di sini beragam, mulai printing dengan harga Rp 50.000 hingga batik tulis motif Semarang seharga Rp 5 juta.

KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu ruangan rumah warga Kampung Batik Semarang yang dijadikan showroom batik yaitu Omah Batik Ngesti Pandowo, Jumat (16/6/2017). Di kampung ini wisatawan memang terpuaskan dengan ragam batik semarang yang dipajang oleh hampir setiap rumah.
Tak hanya baju ataupun kain batik, Anda pun dapat memenuhi tempat belanja dengan berbagai aksesoris dari batik mulai tas, sepatu, hingga pernak-pernik gantungan kunci bercorak batik Semarang.

Tak sekadar membeli, di sini wisatawan bisa belajar membuat batik, mulai mempola, mencanting, mewarnai, hingga mencucinya. Untuk wisata membuat batik tersebut beberapa rumah batik mematok harga Rp 25.000 untuk semua proses tersebut.

“Jadi tak hanya beli, tapi kita tahu sulitnya membuat batik, bahkan bisa mengasah kreativitas sendiri,” ujar Mutiah pada KompasTravel.

KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Mutiah (36), sejak kecil membatik di Kampung Batik Semarang, kini menjadi perajin batik di salah satu rumah yaitu Batik Arjuna Semarang.
Berbagai rumah batik di sini dengan senang hati menerima wisatawan yang ingin melihat proses pembuatan batik secara langsung.

Seperti di gerai Cinta Batik Semarang milik Eko, wisatawan bisa melihat kegiatan produksi tiap pagi, mulai pukul 08.00 hingga siang hari sekitar pukul 12.00 WIB.

Anda akan belajar bagaimana rumitnya proses membuat selembar kain batik. Mulai dari menciptakan motif, menggambarkan desainnya di kain, melelehkan malam, membatik, hingga proses pewarnaan dan pencuciannya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com