SERANG, KOMPAS.com - Masjid Agung Banten telah menjadi ikon sekaligus destinasi wisata Banten selama bertahun-tahun. Sejarah berdirinya pun cukup panjang hingga sekarang masih tetap berdiri kokoh.
Masjid Agung Banten berada di Kawasan Banten Lama yang berjarak 10 kilometer dari Kota Serang. Tepatnya berada di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, dan dapat ditempuh selama kurang lebih empat jam dari Jakarta melalui Tol Jakarta-Tangerang-Merak.
Tim Mudik Gesit pada Sabtu (20/5/2017) berkesempatan untuk mengunjungi dan melihat bagaimana kondisi teraktual masjid yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin sekitar tahun 1552-1570 Masehi.
Bangunan masjidnya memiliki luas mencapai satu hektar, sedangkan luas kompleks masjid adalah dua hektar.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Banten juga menjadi destinasi wisata religi dan histori bagi umat Islam yang datang bukan hanya dari Banten, tetapi juga dari provinsi lainnya.
Di Masjid Agung Banten, pengunjung bisa melakukan berbagai macam kegiatan seperti berziarah, menikmati arsitektur kuno dan unik masjid, serta melihat bukti-bukti bersejarah Kesultanan Banten.
Untuk arsitektur, Masjid Agung Banten memiliki keunikan yang terdapat pada puncak atap masjid berupa atap susun lima, mirip dengan pagoda China.
Menurut penuturan Ketua Umum Lembaga Pemangku Adat Kesultanan Banten Tubagus Abbas Wasee, masjid ini dibangun oleh arsitek bernama Raden Sepat dari Majapahit yang telah berpengalaman membangun masjid seperti di Demak dan Cirebon.
Selain Raden Sepat, arsitek lainnya yang turut terlibat pada pembangunan Masjid Agung Banten adalah Tjek Ban Tjut, terutama pada bagian tangga masjid dan belakangan atas jasanya tersebut, Tjek Ban Tjut mendapat gelar Pangeran Adiguna dari Kesultanan Banten.
Hal unik lainnya dari Masjid Agung Banten adalah keberadaan menara di sebelah timur masjid. Menara yang terbuat dari batu bata ini memiliki tinggi 24 meter dengan diameter 10 meter di bawahnya.
Untuk mencapai puncak menara, pengunjung harus menaiki 83 anak tangga melalui lorong yang hanya mampu dilewati satu orang.
Dari atas menara tersebut, pengunjung bisa melihat perairan lepas pantai yang hanya berjarak 1,5 kilometer dari lokasi masjid.
Jelang Ramadhan, terdapat ritual ziarah makam para sultan dan ulama Banten yang dikuburkan di kompleks Masjid Agung Banten.
Ketika Tim Mudik Gesit berkunjung, sekitar ratusan orang memadati kompleks Masjid Agung Banten untuk melakukan ziarah tersebut.
"Tidak hanya pas mau Ramadhan, jamaah yang ziarah juga ramai ketika hari Sabtu, Minggu, malam Jumat, setelah puasa, dan bulan maulud," jelas Tubagus Abbas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.