MANADO, KOMPAS.com - Menyebut Siau tak lengkap tanpa Karangetang. Gunung api aktif itu adalah ikon Pulau Siau yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
Puncak Gunung Api Karangetang menjulang setinggi 1.820 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pada malam hari, kawahnya yang tak pernah tidur menjadi penanda lewat pijar lahar yang menyala.
Lebih dari setengah penduduk Pulau Siau bermukim di Kaki Gunung Karangetang dan bahkan sampai ke badan gunung api yang hidup itu. Bahkan tanaman pala yang menjadi andalan penduduk Siau tumbuh hingga mendekati puncaknya.
Pergilah ke Siau bagian Utara, Anda akan sadar bahwa Anda sedang mengelilingi badan gunung yang dijuluki The Real Volcano ini. Sambil berdecak kagum dengan pemandangan memesona yang tersaji, Anda juga akan menggeleng kepala kala menyaksikan rumah-rumah warga menempel di tebing-tebing batu Gunung Karangetang.
Karangetang yang masuk dalam daftar salah satu gunung api teraktif di Indonesia sangat sering erupsi. Tapi bukan takut, malah bagi penduduk Siau, letusan Karangetang dianggap berkah. Material vulkanik yang dimuntahkan kawah Karangetang diyakini sebagai kasalitator penyubur tanaman pala. Siau masih tersohor dengan kualitas pala nomor satu di dunia.
Walau dalam beberapa letusan dahsyatnya, erupsi Karangetang merusak pemukiman warga dan lahan perkebunan. Namun gunung ini hadir dengan mite yang terus hidup. Penduduk Siau bahkan menganggap erupsi Karangetang adalah pertanda pelanggaran kesusilaan telah terjadi di tengah masyarakat.
Aktivitas kawah yang mengamuk adalah alarm, dan akan berhenti jika pelaku asusila ketahuan. Demikianlah yang diyakini penduduk Siau, bahwa alarm erupsi itu adalah teguran telah terjadi tindak asusila yang melibatkan pelaku sedarah.
Mite Karangetang seolah menjadi ruh bagi penampakan gunung yang terlihat sangat agung ini. Bergitu kapal sandar di dermaga Ulu, Karangetang akan menyampaikan salam sua dan memaksa kepala Anda menengadah ke puncaknya. Sebabnya dermaga pelabuhan Ulu tepat berada di kakinya.
Mengelilingi Kota Ulu yang menjadi pusat perniagaan di Pulau Siau, Anda bisa menyaksikan bekas-bekas amukan erupsi Karangetang. Jalur luncuran lahar masih menjadi saksi erupsi Karangetang. Beranjaklah sedikit ke Kampung Bebali, dan saksikan bagaimana alam membentuk hamparan lahar yang dimuntahkan Karangetang yang telah membatu.
Dari lokasi ini juga, Anda bisa memasang tripod pada malam hari, lalu menengadahkan ujung lensa ke kawah Karangetang. Jika cuaca cerah, Anda akan mendapatkan foto pijaran api dari kawah yang tak pernah tidur itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.