Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harum Kemenyan Kopi Etiopia...

Kompas.com - 19/06/2017, 09:43 WIB

ETIOPIA, negeri di tanduk Benua Afrika, diyakini sebagai tempat asal muasal kopi. Kopi kemudian berkembang ke Semenanjung Arab sebelum menyebar ke seantero dunia.

Jejak sejarah panjang keakraban penduduk Etiopia dengan kopi masih bersisa dan bahkan terus berkembang hingga kini.

Pemandu National Museum of Ethiopia, Melaku Mehari, menunjukkan peta di museum yang memaparkan bahwa kopi berasal dari daerah Kaffa di Etiopia.

Meskipun tidak ada kepastian kapan pertama kali kopi dibudidayakan, pedagang dari Semenanjung Arabia telah memperluas penyebarannya paling tidak sejak abad ke-12.

(BACA: Segarnya Kopi Bercampur Yoghurt, Berani Coba?)

Cerita legenda lokal menyebut seorang penggembala domba bernama Kaldi yang pertama kali menemukan biji kopi. Domba-dombanya memakan biji kopi dan menjadi sangat bersemangat di siang hari serta sulit tidur pada malamnya.

Biji itu lantas dibawa ke gereja. Legenda menyebut, pendeta membuang biji ke perapian dan mengeluarkan bau harum yang hingga kini memikat warga dunia.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA Penyangrai kopi di Garden Coffee, Etiopia.
Saat ini, kopi merupakan komoditas ekspor unggulan Etiopia. Penduduk lokal Etiopia bisa mengonsumsi lima gelas kopi per hari. Kafe modern yang menyajikan kopi pun mudah dijumpai di kota besar, seperti Kafe Garden of Coffee di ibu kota Addis Ababa hingga kedai-kedai kopi tradisional di seantero negeri.

Di setiap sudut Etiopia, kopi menjadi sajian sepanjang hari yang disuguhkan dengan penuh keramahan. Umumnya, penjaja kopi adalah seorang perempuan muda cantik yang siap sedia sejak pagi hingga malam. Kedai kopi yang menjamur bisa dikenali dengan hadirnya kendi tanah liat di atas meja kecil dengan banyak cangkir.

(BACA: Rahasia Menyeduh Kopi dari Pemenang World Brewer Cup 2016)

Wujudnya memang hanya kedai kopi dengan bangku-bangku pendek tanpa sandaran, tetapi warga sekitar menyebutnya sebagai lokasi coffee ceremony. Aturan kopi seremoni alias upacara minum kopi ini pun tidak ribet.

Penikmat kopi hanya perlu duduk di bangku. Tanpa perlu bercakap, sang penjaja kopi seperti Maria segera memulai jamuannya.

(BACA: Pesta Kopi Mandiri, Sensasi Ngopi di Museum)

Maria, perempuan cantik di kota Aksum di bagian utara Etiopia ini, segera memanaskan tungku berbahan bakar arang kayu. Dengan sigap, ia meletakkan panci panas sebelum kemudian menyangrai biji kopi. Beberapa kali, ia membolak-balik biji kopi yang segera saja mengeluarkan bau harum.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA Kopi etiopia siap disajikan di kopi seremoni.
Aroma kemenyan

Panci panas dengan uap kopi yang menguar itu disodorkan ke setiap tamu yang duduk di bangku. Beberapa orang sengaja mengipas-ngipaskan tangan agar uap kopi lebih terasa di indra penciuman. Seusai menyajikan uap kopi, Maria menyimpan kopi yang baru disangrainya untuk nantinya ditumbuk di rumahnya.

(BACA: Liburan ke Etiopia? Kenapa Tidak!)

Dari kaleng penyimpanan, ia mengambil bubuk kopi lalu memanaskannya bersama air mendidih di dalam kendi tanah liat di atas perapian.

Kendi yang digunakan untuk mendidihkan kopi cukup unik dengan hanya satu lubang di bagian atas. Beberapa kali, ia harus mengangkat kendi karena air kopi membuncah tumpah dari mulut kendi.

Beberapa kali pula, tumpahan air kopi mendidih itu dituangkan ke dalam gelas-gelas mungil. Dengan harga hanya 5 birr atau sekitar Rp 3.000 per gelas, rasa kopi asli Etiopia bisa segera diseruput.

Rasa kopi yang disajikan sangat beragam tergantung dari kematangan biji kopi hingga proses sangrai dari setiap penjaja kopi.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA Kopi etiopia siap disajikan di kopi seremoni.
Secara umum, kopi Etiopia yang seluruhnya berjenis arabika ini mengeluarkan aroma yang sangat kuat. Penikmat kopi akan menyukai menyeruputnya tanpa gula sehingga bisa merasakan keaslian cita rasa kopinya.

Namun, menyeruput kopi dengan gula pun tak ada salahnya karena gula Etiopia disajikan dari tanaman tebu lokal yang sangat manis. Tak heran jika anak-anak kecil di negara ini sering kali terlihat menggigiti batang tebu empuk yang berair manis.

Biasanya, kedai-kedai kopi bertaburan di pinggir jalan raya di ruang terbuka. Di antara bangku-bangku, rerumputan ditebar sebagai penghias.

Selain rumput yang menjadi ciri khasnya, penjual kopi pasti membakar frankincense alias kemenyan di tungku di depan perapian. Harum kemenyan ini terus menguar sepanjang hari tanpa putus.

Kemenyan juga menjadi komoditas penting asal Etiopia. Salah satu tanaman penting penghasil kemenyan, Boswellia neglecta, berasal dari daerah Borena di Etiopia.

Suasana kafe kopi modern di Garden Coffee, Etiopia.
Di lokasi yang ditumbuhi tanaman kopi dan kemenyan seperti di Zege di tengah danau terbesar di Etiopia, Danau Tana, pedagang kopi pasti juga menjajakan kemenyan.

Komoditas ekspor

Tidak hanya menikmati minuman, kopi seremoni menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial. Undangan minum kopi menjadi bagian dari cara warga Etiopia untuk menyuguhkan keramahan.

Biasanya, kopi disuguhkan dengan camilan ringan, seperti popcorn dari jagung lokal yang banyak ditanam di ladang Etiopia.

Jika kedai kopi tradisional menyuguhkan biji kopi yang hasil sangrainya sering kali kegosongan, kafe yang lebih modern seperti Garden of Coffee lebih bisa mengontrol standar kualitasnya. Tetap mempertahankan pemrosesan secara tradisional, penikmat kopi di Garden of Coffee bisa memesan kadar kematangan sangrai kopinya.

CEO Garden of Coffee Betlehem Tilahun Alemu menyebut beberapa negara di Amerika Utara, Eropa, dan Asia menjadi daerah tujuan ekspor kopinya. Lima ragam kopi yang diekspornya dipilih dari biji terbaik, diseleksi manual, dan disangrai secara manual pula.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA Suasana kafe kopi modern di Garden Coffee, Etiopia.
”Di Etiopia, kami tidak sekadar menumbuhkan kopi. Kami hidup bersama kopi setiap hari. Kopi sudah tertanam di DNA kami,” kata Betlehem yang masuk dalam daftar Forbes World’s 100 Most Powerful Women.

Karena kekayaan sejarah kopinya, Direktur Tourism Marketing Ethiopian Tourism Organization Sisay Getachew menyebut Pemerintah Etiopia sedang menggarap wisata khusus ke daerah-daerah penghasil kopi untuk memperkenalkan keragaman kopi di negeri asalnya.

Kopi Etiopia yang beraroma kuat, tetapi tetap terasa lembut dijamin ampuh menarik wisatawan.... (MAWAR KUSUMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com