Namun, untuk menghormati eksistensi kaum Muslim di sana, diberikanlah nama untuk kampung yang mereka tempati itu, yakni Kampung Gelgel. Di atas Kampung Gelgel sebenarnya ada Desa Gelgel yang mayoritas penduduknya menganut Hindu.
Di Desa dan Kampung Gelgel, mereka hidup berdampingan dan berketurunan. Ada warga Muslim Gelgel yang menikah dengan warga Hindu dan sebaliknya. Hingga sekarang, warga Muslim Kampung Gelgel mencapai 1.135 jiwa yang terhimpun dalam 335 keluarga.
Menurut Perbekel Gelgel Sahidin, ngaminang bisa dikatakan juga sebagai wujud syukur atas terwujudnya harmoni antarumat beragama di Pulau Bali.
Warga Hindu biasa memanggil warga yang beragama Islam dengan sebutan nyama slam atau saudara Islam. Sebutan yang indah terdengar di telinga dan membahagiakan. Ketika mereka bertemu, akan terdengar sapaan yang menyejukkan hati, asalamualaikum nyama slam.... (AYU SULISTYOWATI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Juni 2017, di halaman 1 dengan judul ""Ngaminang" di Kampung Muslim Tertua di Bali".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.