Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi "Opoi Malem Likua" dan "Api Jagau" di Bengkulu

Kompas.com - 22/06/2017, 16:05 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Menjelang malam 27 Ramadhan di Bengkulu terdapat tradisi membakar batok kelapa yang dibuat seperti tusuk sate. Batok kelapa disusun layaknya sate menggunakan kayu.

Selanjutnya batok kelapa yang telah tersusun setinggi 1,5 meter itu dipancang di tepi jalan dan depan rumah warga. Saat malam hari, maka warga secara serentak membakar batok kelapa itu secara serentak.

Pemandangan indah dari api yang menyala tampak menerangi sepanjang jalan di desa. Tradisi ini di Bengkulu bagi masyarakat Rejang dinamakan Opi Malem Likua yang artinya obor malam 27 Ramadhan.

Selanjutnya pada masyarakat Serawai, yang mendiami Kabupaten Bengkulu Selatan ini dinamakan Api Jagau.

(BACA: Masjid Agung Banten dan Tradisi Ziarah Makam Sultan Jelang Ramadhan)

Arafik Tresno masyarakat Rejang yang tetap menjalankan tradisi ini menceritakan, tradisi tersebut telah dilakukan secara turun temurun sejak ratusan tahun.

"Kalau kepercayaan masyarakat Rejang pada malam ke 27 Ramadhan merupakan kembalinya arwah keluarga yang sudah meninggal ke rumah, obor sebagai penanda bahwa itu rumah keluarga, agar arwah tidak tersesat," cerita Arafik.

Hampir sama dengan kepercayaan masyarakat Rejang, masyarakat Serawai menganggap Api Jagau merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Tradisi diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya dengan cara tertulis dan lisan. Tradisi Api Jagau merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Idul Fitri.

(BACA: 4 Rekomendasi Wisata Museum di Jakarta untuk Bulan Ramadhan)

Tradisi ini merupakan sebuah ritual dengan membakar batok kelapa yang disusun vertikal menyerupai sate dengan ketinggian hingga 1,5 meter.

Konon ritual ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan pemberian doa kepada arwah leluhur agar tenteram.

FIRMANSYAH/KOMPAS.COM Batok kelapa yang siap dibakar.
Api Jagau merupakan tradisi tahunan yang diselenggarakan setiap malam 27 Ramadan. Suku Serawai melaksanakan tradisi Api Jagau di luar pagar halaman rumah. Tradisi ini dilakukan serentak oleh masyarakat seusai Magrib.

Pembakaran batok kelapa membuat kampung diselimuti asap dari hasil pembakaran tersebut, sehingga menimbulkan kesan magis dan eksotis. Tradisi ini merupakan bentuk penyambutan warga atas kedatangan para arwah leluhur.

Mereka meyakini setiap tanggal 27 Ramadhan para roh akan turun ke bumi guna menjenguk keluarga yang masih hidup. 'Api Jagau' dipercaya mampu menerangi perjalanan para roh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com