(BACA: Uniknya Tradisi Barong Ider Bumi dari Desa Kemiren Banyuwangi)
Dalam kesempatan itu, Arief juga menyerahkan bantuan barong dan seperangkat gamelan untuk warga Desa Kemiren.
"Bantuan barong tadi saya serahkan ke BUMDes, karena memang desa ini basisnya budaya. Budaya harus dilestarikan bila memang akan dikembangkan menjadi atraksi. Budaya harus dilestarikan karena akan menyejahterakan," jelas Arief.
Dalam kesempatan itu, Arief dan Anas diajak warga mengelilingi desa sambil menunggang kuda.
Tentu saja juga ada barong yang ikut berkeliling desa, yang memang diyakini bisa mengusir bencana. Saat berada di sisi barat perbatasan desa, mereka bersama warga turut berebut pisang sebagai tanda keberkahan.
Selanjutnya mereka naik kuda, kembali menuju timur batas desa untuk melakukan kenduri massal sebagai penutup tradisi tersebut. Menu kendurinya pun khas masyarakat Using, yakni pecel pitik.
Tradisi tersebut menarik perhatian sejumlah wisatawan asing yang sedang berlibur di Banyuwangi.
"Sangat menarik, ini pengalaman baru bagi saya. Meski di negara saya banyak karnaval, tapi yang menarik dan setradisional ini tidak ada di negara kami," kata Janne. (Surya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.