Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2017, 09:04 WIB
|
EditorSri Anindiati Nursastri

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatam Glagah, Kabupaten Banyuwangi menggelar ritual Barong Ider Bumi di hari kedua Lebaran. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun tersebut bertujuan untuk bersih kampung agar terhindar dari bala bencana.

Barong dipercaya oleh masyarakat Desa Kemiren sebagai makhluk mitologi yang menjaga desa. Barong yang memiliki sayap tersebut diarak oleh warga Desa Kemiren menggunakan baju adat Using yang dominan berwarna hitam. Sepanjang jalan, tokoh adat masyarakat Using menebarkan uang koin yang dicampur dengan bunga dan beras kuning.

"Uang koin yang disebar di jalan namanya sembur utik-utik. Uangnya diperebutkan oleh banyak orang terutama anak-anak," jelas Serad, salah satu tetua masyarakat Desa Kemiren kepada Kompas.com, Senin (26/6/2017).

Dia menjelaskan bahwa Barong Ider Bumi dilaksanakan setiap tanggal 2 Syawal, dan semua warga Kemiren yang tinggal di luar desa akan pulang kampung untuk bersilaturahmi. Serad menjelaskan bahwa pemilihan 2 Syawal bukan tanpa alasan. Dua adalah simbol dari ciptaan Tuhan yang berpasang-pasangan.

"Ada malam ada siang, ada laki-laki ada perempuan, ada langit dan jumlahnya dua. Semuanya berpasangan. Pelaksanaannya juga tepat jam dua siang. Ini adalah simbol. Termasuk bunga yang digunakan jumlahnya ada sembilan dan uang koinnya total Rp. 99.900. Sembilan ini adalah simbol dari Asmaul Husna nama-nama baik dari Allah yang berjumlah 99," jelasnya.

Serad bercerita, Barong Ider Bumi pertama kali muncul tahun 1840. Saat itu, di desa tersebut diserang wabah yang menyebabkan kematian banyak warga. Selain itu, hasil pertanian juga diserang hama sehingga gagal panen.

"Saat itu sesepuh desa meminta petunjuk Mbah Buyut Cili yang membuka desa ini. Dan Mbah Buyut Cili meminta agar masyarakat mengarak barong. Dan wabah penyakit langsung hilang setelah permintaan itu dipenuhi," jelasnya.

Arak-arakan Barong dimulai dari pintu masuk desa yang dikenal dengan pusaran lalu berjalan ke arah barat menuju pintu keluar desa atau dikenal dengan tempat mangku barong. Total, rombongan menempuh jarak sekitar dua kilometer.

"Sampai tempat mangku barong mereka kembali lagi ke pintu masuk, dan terakhir ditutup dengan selamatan makan bersama dengan menu pecel pitik," jelas Serad.

Ritual Barong Ider Bumi yang digelar Senin (26/6/2017) dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Selain itu ribuan masyarakat juga ikut meramaikan acara yang telah masuk dalam agenda Banyuwangi Festival.

Menpar Arief Yahya yang hadir pada acara tersebut mengapresiasi konsistensi Banyuwangi yang terus mengangkat tradisi budayanya menjadi sebuah atraksi yang menarik. Apa yang dilakukan masyarakat Desa Kemiren dengan mengangkat tradisinya sebagai atraksi budaya dinilai sudah tepat untuk pengembangan pariwisata.

"Desa Kemiren sudah bagus untuk atraksi budayanya. Ini penting, karena wisatawan yang datang ke Indonesia, 60 persennya karena tertarik budaya," kata Menpar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

Travel Update
Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Travel Tips
5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

Jalan Jalan
Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Travel Update
Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Jalan Jalan
10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

Jalan Jalan
Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Jalan Jalan
6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

Jalan Jalan
2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

Travel Update
Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Travel Tips
10 Tempat Liburan Sekolah di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi 

10 Tempat Liburan Sekolah di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi 

Jalan Jalan
Cerita Penjual Barang Antik di Jalan Surabaya, Bertahan Lebih dari 40 Tahun

Cerita Penjual Barang Antik di Jalan Surabaya, Bertahan Lebih dari 40 Tahun

Jalan Jalan
10 Tempat Liburan di Jakarta Barat, Ada yang Gratis

10 Tempat Liburan di Jakarta Barat, Ada yang Gratis

Jalan Jalan
2 Bebek Raksasa Mengapung di Perairan Hong Kong, Ada Apa?

2 Bebek Raksasa Mengapung di Perairan Hong Kong, Ada Apa?

Travel Update
Kurma dan Cokelat, Produk Oleh-oleh Haji Paling Populer di Pasar Tanah Abang

Kurma dan Cokelat, Produk Oleh-oleh Haji Paling Populer di Pasar Tanah Abang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com